Kolom Maria F. Anmuni: PRO DAN KONTRA DI ERA REFORMASI

Banyak yang sudah kita lalui di Era Reformasi. Banyak perubahan yang terjadi terutama dalam berbagai kebijakan terkait birokrasi pemerintahan, kebebasan berinspirasi, dan HAM yang lebih diprioritaskan. Sebagai seorang warga Indonesia, kita tentunya sangat mensukuri keadaan seperti ini. Realitas yang kita lihat contohnya dalam dunia pendidkan.

Seorang guru akan diancam hukuman apabila memukuli siswanya.

Ini memang baik juga tapi, ketika fenomena kian diterapkan, kecendrungan yang terjadi adalah lunturnya nilai menghornati di kalangan siswa kepada gurunya. Konsekwensi yang terjadi bahwa guru sebagai pendidik pun akan canggung untuk menasehati siswanya terutama dari segi afeksi peserta didik. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap aspek kognitif.

Setiap orang diberikan kebebasan untuk berinspirasi dan berpolitik. Banyak gagasan yang muncul dari para kaum intelek di negeri ini. Gagasan yang muncul kebanyakan adalah suatu terobosan baru yang mungkin terkandung konsep-konsep bagi masa depan rakyat dan bangsa ini. Namun, ketika konsep itu tidak bisa disatukan, maka berujung pada perang ide sebagaimana telah menjamur di media sosial.

Bastanta Permana Sembiring, salah seorang redaktur SORA SIRULO, sedang mengikuti debat politik Indonesia di grup facebook Demi Anak Generasi.

Sunguhpun demikian, ketika kepintaran telah membutakan nurani, maka tidak ada yang mengalah. Semua merasa bisa berpendapat dan kecendrungan untuk mempertahankannya. Ketika orang-orang pilihan di negeri ini kian marak berinspirasi, adakah yang sudah mengispirasiakan keingginan dan harapan rakyat kecil dan sudah sepantasnyakah inspirasi itu direalisasikan?

Suatu fenomena yang sangat kontradiktif, rakyat kecil mungkin tidak bisa melakukan apa-apa ketika yang mereka inginkan tidak dipenuhi. Mungkin di Era Reformasi ini tak banyak yang mereke inginkan. Tak seberapa yang mereka harapkan, namun apakah setiap kebijakan yang ada sudah menjawab kebutuhan vital mereka?

Tak lain adalah sandang, pangan, papan. Apa mungkin harga Sembako akan turun di Era Reformasi ini? Ini bukan saja menjadi angin segar bagi kaum rakyak kecil, tapi sudah bisa meringankan beban yang sangat berat di pundak mereka dan tentunya sangat berpengaruh pada kesejahteraan bangsa ini.

Indonesia adalah Rakyatnya sendiri. Tapi, apakah hal ini akan terwujud dalam beberapa waktu ke depan ataukah ini hanya menjadi sebuah mimpi yang akan tak pernah menjadi kenyataan? Lantas, siapakah yang akan mewujudkan mimpi ini? Pertanyaan yang mungkin bisa kita jawab siapa dan siapa.

Tak dapat kita pungkri, bangsa kita mengalami banyak perubahan di Era Reformasi ini dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak pembangunan yang sudah terjadi, kemajuan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan berbagai bidang lainnya. Nampak nyata di era sekarang ini. Reformasi membawa kita pada perubahan global, namun kembali kita renungkan, apakah ada perbedaan era ini denga era sebelumnya? Adakah kita ingin kembli ke era sebelumnya ataukah kita sudah sangat menikmati era sekarang ini?

Ketika kita berada pada dimensi waktu yang berbeda, namun dalam suatu ruang yang sama, pasti terlintas dalam benak ini, apakah yang akan terjadi ke depan? Apakah akan sama seperi dulu ataukah mungkin ada perubahan yag sangat drastis dari sekarang ini? Indonesia berada pada lintang khatulistiiwa yang membuatnya stategis dan kaya akan hasil bumi. Sudah sepantasnya kita menjadi bangsa yang bertimakasih kepada TUHAN YANG MAHA ESA. Namun, sampai sekarang kemiskinan masih tetap ada pada kita dan terus bersahabat dengan kita. Seolah tak mau meninggalakan kita.

Ini menjadi sebuah refleksi bagi kita adakah kekayaan alam di bumi khatulistiwa sampai  masa kini sudah dikelolah dan dimanfaatkan dengan adil? Apakah Era Reformasi ini bisa mengubah kehidupan rakyat kecil ataukah tetap berada pada bungkaman kemelaratan?

Seolah berada pada persimpangan kehidupan yang sangat berbeda ketika yang lain berperang mengeluarkan ide, dan terus beragumen, untuk mempertahankannya dalam keaadaan yang serba berkecukupan. Rakyak kecil kian bergulat dengan kekurangan sandang pangan dan papan.

Suatu situasi yang berat untuk mereka lalui saat-saat sekarang ini, Indonesia adalah kita, Indonesia  adalah  bagian juga dari rakyat kecil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.