Kolom Melati A. Sitepu: DEPRESI ITU NYATA

Depresi tidak ada hubungannya dengan kurangnya keimanan seseorang. Menyalahkan orang yang depresi sampai nekad membunuh anaknya sendiri karena kurang iman sungguh tindakan yang tidak manusiawi. Ada yang berucap, itu ujian dari Allah, harus kuat, Allah tidak akan menguji umatnya di luar batas kemampuannya bla bla bla.

Emangnya ada Allah yang suka bikin umatnya menderita?

Orang depresi perlu didengarkan, perlu dirangkul, diberi bantuan diberi dukungan, tanpa penghakiman mereka bisa sembuh sendiri.

Saya pernah depresi. Syukurnya keluarga, sahabat, dan teman-teman saya mendengarkan bukan memberi penghakiman. Ada satu orang yang menghakimi saya, menyalahkan saya. Saya yang saat itu mentalnya tertekan malah jadi menyalahkan diri dan itu membuat proses penyembuhan semakin lama.

Padahal saya bayar jutaan untuk terapi, bukannya sembuh malah semakin tertekan.

Saya sampai heran dan bertanya kepada diri sendiri, kenapa aku lama sekali tak sembuh-sembuh. Setelah saya putar kembali kejadian awal sampai akhir ternyata ucapan satu orang itu yang membuat saya bercokol di tempat yang sama.

Dan sejak saya putuskan melepaskan diri dari rasa bersalah dan mengatakan ke diri sendiri bahwa ucapan orang itu tidak benar, proses penyembuhan pun lebih mudah. Saya tidak lagi membiarkan ucapan orang lain mengontrol saya.

Beri perhatian kepada orang depresi, karena yang terganggu adalah mentalnya bukan imannya. Tidak perlu bawa-bawa Allah untuk menghakimi mereka. Mereka tetap percaya Allah, tapi karena Allah tidak bisa mengangkat penderitaannya meski mereka berdoa, mereka lebih percaya kematian akan membebaskan mereka dari penderitaan.

Perhatikan sekeliling anda, mungkin ada anggota keluarga anda yang depresi. Tidak semua orang depresi terlihat bermuram durja. Orang depresi bisa saja terlihat baik-baik dari luar, tapi menahan sakitnya sendiri di dalam hati.

Penyakit mental itu benar-benar ada, beri perhatian selagi belum terlambat. Dan hati-hati dengan ucapan, bila tidak bisa mendamaikan hati orang lain, diam jauh lebih bijak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.