Kolom Nisa Alwis: ANTI RIBET

Saya nggak makan daging babi, daging ular, daging monyet, dst. yang dianggap tidak lazim di sini. Selebihnya saya bukan tipe pemerhati label halal secara ketat. Saya percaya sebagian besar pangan halal.

Harus waspada jika kedaluarsa, atau pantangan karena alasan bahaya bagi kesehatan.

Teringat jaman ngajar ngaji anak-anak teman di OZ, saya bawa burger. “Tante makan itu?” Satu anak penasaran. Iya, kamu mau? “Thanks. Kata ayahku itu nggak halal”.

Ohh. Ya udah, saya yang lagi hamil ini dan laper makan sendiri… Ini burger sapi duitnya halal, no worries!

Saat di Jepang dibawa ke resto-resto terbaik. Ada satu teman yang tiba-tiba vegetarian. Selalu menolak menu daging-daging premium. Karena ia ragu itu sembelihan, maka ia yakin itu haram.

Terbiasa seteliti ini apakah jadi lebih sehat, lebih selamat? Sadly ternyata tak ada korelasi. He passed away last year for a certain illness.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.