Kolom Nisa Alwis: SIKLUS

Setiap keluarga pasti punya dokumen lawas. Berikut ini, ibunda saya Tahun 80an. Potret khas masa itu semua kurang lebih sama kayaknya, ya. Hiii… Tetapi pemandangan seperti ini sekarang hampir hilang. Melihat ini saja pun pasti ngga sedikit orang deg-degan. Oh, ibu Haji kelihatan rambut. Tidak! itu dosa…

Tidak perlu sekhawatir itu. Ibunda baik-baik saja.

Semua normal belaka. Dan ini bisa dimengerti, sebab doktrin ketertutupan sudah menyebar dan semakin tertanam dalam. Nyaris tanpa saring, tanpa tinjauan kultural sosio-antropologis, atau dampak klinis.

Wes semua bawaannya dukung saja, sampai dianggap mutlak. Pokoknya wanita taat itu kudu manut nutup aurat. Padahal term “aurat” saja sesungguhnya asing, bukan bahasa kita. Tak ada padanan katanya.

Artinya, dia bukan kearfan lokal, bukan acuan moral, karena tidak ada akarnya. Ia juga bukan prinsip mendasar dalam Islam. Sebab argumen fikih Abad 9-10 ini, nyatanya sudah seribu tahun beradaptasi di negeri ini. Sehingga ulama sebelum era 90an santai saja perihal rambut perempuan.

Itu sebetulnya jauh lebih maslahat, karena membawa ajaran agama secara kontekstual, fleksibel, sesuai kebutuhan manusia yang hidup di iklim tropis ini. Akan bijak jika kita sampaikan kepada generasi millenial, generask alpha, bahwa jilbabisasi belakangan ini tidak lepas dari siklus sejarah.

Tentang pengaruh politik identitas yang pernah begitu deras terutama pasca Revolusi Islam Iran 1979. Sejak itu, di sana wanita wajib berjilbab. Simbol perlawanan pada hegemoni Barat di masanya. Namun zaman terus bergerak dan berubah…

Kita menyaksikan gelombang perubahan ini beserta plus minusnya di negeri ini. Melihat makin ketat aturan yang ditimpakan pada perempuan, dan menggiring pola pikir yang bias gender ketimbang egaliter. Sepuluh dua puluh tahun mendatang mungkin saja wajah negeri ini kembali serileks era 80an.

Busana Karo dalam sebuah festival fashion show pakaian daerah Indonesia.

Bisa juga malah sebaliknya, makin banyak orang tergiring dalam ketertutupan maksimal. Everyone plays big roles.

#lovemama

Mana foto lawasmu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.