Kolom Robin G. Munthe: SESUATU DI ANTARA AREMA MALANG DAN BONEK SURABAYA

Bukan di sepakbola saja Arema Malang dan Bonek Surabaya bersaing keras. Sejak dulu, entah kapan mulainya, dalam berbagai aspek kehidupan kedua kota ini selalu tidak mau kalah satu sama lain. Jika anda penduduk di dua kota ini atau pernah agak lama tinggal di sana anda bisa menangkap auranya.

Di bidang musik, beladiri (khususnya tinju), pendidikan tinggi, tata kotanya, cara pergaulan anak mudanya, dan lain-lain.

Keduanya seperti berebut ingin menjadi representasi otentiknya Jawa Timur. Beda dengan anak-anak Sumut yang sepertinya semua mengerucut ingin menjadi Anak Medan. Walau ada juga yg bangga menjadi Siantar Man, Kalak Karo, dan lain-lain, tapi jumlahnya tidak seberapa. Kalau Malang dan Surabaya kurang lebih seimbang.

Tapi ada fenomena menarik kedua anak-anak kota ini. Di “kampungnya” bersaing keras, tapi di luar bersatu menghadapi “tantangan luar”.

Misalnya, cobalah jalan-jalan ke sekitar Blok M Jakarta maka kita akan melihat kekompakan mereka menguasai area ekonomi informal di sana, seperti parkir, warung pinggir jalan, arena hiburan, pengamen jalanan, dan lain-lain. Semua bersatu menjadi “kelompok arek”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.