Kolom Sanji Ono: KEMBALINYA TIKUS-TIKUS ANGGARAN

Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) pertama Kali dibentuk oleh Jokowi sewaktu masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Fungsinya membantu Gubernur memantau dan mengawasi program-program pemerintah; baik dari pusat maupun daerah yang sedang dikerjakan di Jakarta.

Karena sifatnya cuma sebagai tim pengawas dan pemantau program makanya era Jokowi cuma dianggarkan Rp. 2,3 Milyar untuk menggaji 15 anggota untuk 1 tahun kerja.

Gabener Zaman Now mengusulkan kenaikan anggota TGUPP menjadi 45 orang. Namun, setelah dibahas dengan DPRD DKI, bertambah menjadi 73 orang dengan kenaikan anggaran 12 kali lipat, dari Rp. 2,3 milyar menjadi Rp. 28 milyar.




Bila di era Ahok yang masuk anggota TGUPP adalah mantan-mantap pejabat senior di lingkungan Pemprov yang mengerti seluk beluk program di pemerintahan, sekarang boleh diisi oleh siapa saja dengan kedok dari kalangan professional.

Apakah ini balas budi berkat jasa terpilihnya Gabener Baru? Bisa Saja dan sah saja kalau kita berpikiran seperti iu karena, di saat Gabener Baru mengaji buta para relawannya, di lain Pihpk Dda mengusulkan menghapus Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada PD Dharma Jaya oleh Pemprov DKI Jakarta atas APBD 2018 untuk dialihkan ke Program OK OC yang belum jelas konsep program dan manfaatnya.

Usulan penghapusan ini diperkirakan akan menimbulkan masalah sebab usulan PMD senilai Rp 39 miliar sedianya akan digunakan PD Dharma Jaya untuk menyediakan kebutuhan daging bagi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak 500 ton hingga 600 ton pada tahun 2018. Karena di era Ahok para pemegang KJP mendapatkan subisidi harga daging sebesar Rp. 50 ribu. Dari harga pasar Rp. 85 ribu, pemegang KJP cukup membayar Rp. 35 ribu.

Belum Lagi rencana konyol membeli pengaharum ruangan senilai ratusan juta atau membeli AC 1.5 Pk yang harganya di pasaran cuma Rp. 3-4 juta menjadi Rp. 7 juta per unit.

Ah, jujur gua kangen Ahok kalau lihat kejadian seperti ini, kita pasti kangen catatan tebal di lembaran usulan anggaran dengan bunyi: “PEMAHAMAN NENEK LOE… “

Jadi, silahkan menangis. Mungkin dulu di benak kalian cuma memikirkan bagaimana caranya supaya Ahok bisa kalah. Apa yang terjadi di Jakarta itu urusan nanti. Gua yakin, pemegang KJP sebagian besar adalah anggota JKT58. So, mari kita berdoa semoga pasukan langit bisa membawa daging gratis untuk rakyat DKI.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.