Kolom Sanji Ono: SELAMAT DATANG PAK DIN SYAMSUDIN

Gua masih ingat betul dulu waktu zaman Pilpres, saat Pak Mahfud MD kecewa karena batal jadi cawapres Jokowi beliau kemudian memutuskan menjadi Ketua Tim Pemenangan Koalisi Kampret yang mengusung Prabowo. Para bani lengkuas dengan girang menyambut keberadaan pak Mahfud karena bagi mereka tokoh-tokoh nasional yang bersebrangan dengan Jokowi harus didukung dan dipuja.

Setelah Pilpres selesai dan menobatkan Pakde sebagai orang nomor satu di negeri ini, Pak Mahfudz tiba-tiba kembali menjadi sosok yang kita banggakan seperti sebelum begabung bersama barisan kampret. Pak Mahfudz yang tegas, cerdas dan berintegritas bisa kita lihat kembali. Bukti terkini bisa kita lihat bagaimana beliau membungkam 2 pengacara Setnov di acara ILC.




Nah, karena pak Mahfudz sekarang sudah kembali ke jalan yang benar dan jarang mengritisi Jokowi, kampret galau dan mengatakan Pak Mahfud udah jadi kecebong pendukung Jokowi.

Kemudian, sewaktu kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok sedang viral-viralnya, di saat hampir semua ulama radikal demo ke jalan menghujat Ahok, ada seorang ulama karismatik yang ilmu agamanya mumpuni dan pernah menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah ….. yup bener Buya Syafii Ma’arif, beliau malah mendukung dan membela Ahok. Endingnya kita tahu para Pemegang Kunci Sorga ini menghujat habis-habisan ulama santun ini.

Dan yang terupdate alias terbaru, Bani Lengkuas kembali menghujat. Kali ini korbannya Pak Din Samsudin yang tak mau hadir di acara Reuni 212. Beliau menilai acara reuni 212 bukan cara beliau dalam beramar ma’ruf nahi munkar.

Beliau mengatakan: “Muhammadyah itu dari dulu lebih sensitif dari pendustaan agama ketimbang penistaan. Kalau penistaan, tak akan berkurang kemuliaan Islam sedikit pun dari berbagai macam penistaan. Kalau pendustaan, itu yang membuat Islam mundur. Yang membuat mundur itu para pendusta agama, dari dulu kami sensitif pada pendusta agama.”

Jelas ucapan Pak Din Samsudin yang mengatakan orang-orang yang menghadiri Reuni 212 sebagai Pendusta Agama bagai Petir di siang bolong. Gimana ngak hancur hati mereka? Dulu Pak Din Samsudin mereka bela dan puji setinggi langit karena ikutan gerakan 212 dan sekarang mengatakan yang hadir di Reuni 212 adalah para Pendusta Agama.

Kampret Galau dan mulai setres. Satu per satu ulama kebanggan mereka mulai merapat ke gerbong Jokowi setelah NU dengan tegas mengatakan mendukung Jokowi. Sekarang, tokoh Muhammadiyah dijadikan oleh Pakde sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.

Untuk Pak Din Samsudin, welcome back, pak. Menjadi Ulama Nusantara yang bisa bersikap bijak bisa menyadari siapa pemimpin yang layak untuk didukung dan dibela untuk kemajuan negeri ini. Untuk ulama-ulama Togel 212, 411 dan kawan-kawan, ikutilah jejak Baktiar Nasir yang sudah bersumpah menjadikan Pancasila dan UUD 45 sebagai dasar negara Indonesia, walaupun kita juga harus waspada jangan-jangan si Nasir sedang bertaqiah biar tenang saat berdakwah. Ngak kayak Felix Siaw yang selau dikawal Banser kalau Lagi Tausiah karena nggak mau membuat pernyataan mengakui Pancasila sebagai dasar negaranya.

Untuk kampret, jangan kendor menyuarakan kebodohan, jangan berhenti bermimpi 2019 punya Presiden baru lagi, karena sumpah pakai baget ngak ada kalian dunia ini sepi seperti kuburan.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.