Kolom Sanji Ono: TERSERAH JOKOWI

Jokowi dihujat karena harga minyak dunia terjun bebas termurah sepanjang sejarah tapi harga BBM di Indonesia tak kunjung turun. Apa reaksi Jokowi? Marah-marah atau Curhat ke media? Tidak. Beliau diam menerima semua hujatan karena beliau tahu, tak mungkin menjelaskan kepada pembencinya bahwa, saat ini, harga penyimpanan minyak lebih mahal dibanding harga minyaknya sendiri.

Saat ini, seluruh ladang minyak di dunia tetap berproduksi, tapi permintaan turun hampir 90%.

Negara-negara industri sibuk mengatasi Covid dibanding ngurusi ekonominya, Semua industri mati suri. Semua kilang penyimpan minyak full. Kapal-kapal tangker full berisi cadangan minyak yang mereka beli dengan harga 60-70$/ barel.

Jadi, saat harga anjlok sampai 20 $/ barel mereka tak bisa membeli. Selain tak memiliki tempat penyimpanan lagi, harga murah sudah diborong AS dan sekutunya.

Di awal pandemi Covid, beliau kehilangan ibunda tercintanya. Jangankan memberi simpati, stop mencaci saja tak sanggup mereka lakukan.

Pak Jokowi “sing sabar ngeh, pak..” Kami tahu kepala bapak pusing 7 keliling saat ini. Bapak ingin Roda Ekonomi Negara ini tetap berputar di tengah wabah yang menyebar. Makanya bapak mengatakan mari “Berdamai dengan Corona”.

Pengertiannya sangat mudah dan jelas. Kita kembali beraktifitas seperti biasa dengan protokoler Covid yang sudah ditentukan. Tapi, para pembenci memaknainya anda telah menyerah menghadapi pandemi ini.

Mereka teriak kenapa kita tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya supaya bisa mensubsidi kemalasan mereka. Tak usah kita jawab. Kita anggap saja mereka tak mengerti apa itu inflasi.

Mereka ingin bapak meniru Vietnam, China atau Australia yang sukses meredam Pandemi. Tapi, pernahkan mereka berfikir tingkat disiplin masyarakatnya jauh dibanding kita? Di sana tak ada orang-orang yang berdesakan antri hanya untuk bernostalgia menikmati kenangan di sebuah cafe dan restoran yang mau ditutup.

Vietnam mengancam warganya dengan kurungan 12 tahun penjara bagi yang ketahuan tak memakai masker. Di China, ketahuan nongkrong di cafe akan digebukin aparat keamanannya.

Bandingkan dengan Indonesia. Seorang ulama yang mengaku Habib saja bisa marah-marah dengan petugas PSPB karena tak mau disuruh mutar di area Chek Point.

Kami tahu dalam diam Pakde telah bekerja mati-matian. Sritek dan perusahaan tekstil lainnya anda paksa membuat APD sebanyak-banyaknya.

BUMN membuat Ventilator dan beberapa laboratorium ternama dalam Negri sedang dikejar Waktu menciptakan Anti Virus terbaik melawan Corona.

Selamat Hari Raya Idul Fitri Pakde. Terserah mau dibawa ke mana Kapal Besar bernama Indonesia ini berlayar. Kami percaya Kapal ini bisa bertahan di tengah ganasnya badai krisis Dunia. Bila Gubernur Jakarta banyak Pahalanya karena banyak dicaci entah berapa banyak pahala anda saat ini. Bukan begitu A’a..??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.