Kolom Sanji Ono: TROTOAR

Jadi ceritanya ane dimasukin ke group WA alumni kampus di Medan dulu. Di situ ada temen-temen seangkatan dan mantan-mantan dosen. Nama groupnya Islami banget, Al Ikhsan. Ane pernah keluar sekali karena merasa nggak cocok dengan iklim di sana.

Lah, gua yang frontal dan tanpa basa basi kalau udah bahas Jokowi dimasukan ke group mayoritas anti pemerintah.

Gua mikir dari pada nambah dosa mending keluar ajalah untuk kebaikan bersama, yah samalah kayak alasan artis cerai. Kita berpisah untuk kebahagiaan bersama, karena sudah tidak ada kecocokan. Sudah nggak ada cinta diantara kita…” Njirr…

Entah kenapa, hampir 3 bulan setelah keluar kemarin ada yang masukin lagi ke group. Pas masuk ada yang buat status “10 hari menjelang Idul Fitri, hayo perbanyak amalan dengan membaca Al Qur’an…”

Gua bales, “Alhamdulillah semoga kita menjadi muslim yang beruntung di akhir Ramadhan ini, ayoo baca Qur’an di masjid atau di rumah jangan di trotoar…”

Nah balesan gua tadi langsung membuat goncang seisi warga Al Ihksan. Langsung dibales, “Emang ada larangan baca Al Qur’an di trotoar, ada UU yang melarangnya?”

Gantian gua retweet, “nggak semua hal yang ngagk ada di aturan/ UU boleh kita lakukan. Terkadang di situlah fungsi akal kita bekerja. Trotoar tempat masyarakat umum jalan. Kalau gara-gara kita baca Qur’an di situ orang nggak bisa jalan dan terpaksa minggir ke badan jalan, kalau dia kesamber becak siapa yang salah? Baca Al Qur’an di trotoar memang nggak dilarang UU. Sama dengan ML di jalan nggak ada UU yang melarangnya. Terus, karena nggak ada larangan tertulis dalam UU apakah kita mau ML di jalan? Kan nggak. Kenapa? Karena kita punya akal. Beragama selain harus berilmu juga harus beradab…”.

Si ahli sorga yang buat status panas langsung bales lagi, “Ente ini aku lihat Islam fobia kali. Kau boleh injak-injak harga diriku tapi jangan agamaku. Apa maksud kau menyamakan Al Qur’an dengan orang ML?”

Nah di situ gua ngakak. Gua cuma bales emot ketawa sebanyak-banyaknya. Begitu panjang penjelasan gua yang diambil cuma “Kenapa ente samakan Al Qur’an dengan orang ML..”

Astaghfirullah, beneran ni orang ah. Lah jelas gua cuma mau kasih contoh ada sesuatu yang nggak tertulis di aturan baku tapi, walau tak tertulis, jangan dilakukan kalau kira-kira hal tersebut lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya.

Nah, untuk keduakalinya gua rencana left mau keluar dari group. Eh, nggak lama si kawan yang left duluan karena merajuk.

Lah, terus aku kudu piye, lek? Masak di dunia nyata mereka udah tersiksa 2 periode lihat Jokowi. Di group harus setres juga baca komen-komen gua. Ya, Allah ampunilah dosa hambamu ini, karena telah membuat para ahli sorga marah terus bawaannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.