Kolom Soibah E. Sari: CAHAYA DI ATAS CAHAYA

Satu bulan yang lalu, seorang teman menghubungi saya lewat WA, setelah lama kita tidak berkabar. Teman lama saya ini bermaksud mengundang saya pada hari lebaran Idul Adha. Beliau akan melakukan ibadah qurban tahun ini.

Saya mengiyakan undangannya.

Tenyata seminggu yang lalu, teman tersebut membatalkan acaranya. Alasannya sungguh bikin saya terharu. Beliau bercerita bahwa ada saudaranya datang meminta bantuan untuk anaknya yang ingin melanjutkan sekolah.

Saudaranya ini seorang single mom yang hidupnya pas-pasan. Tetapi keinginan anaknya untuk melanjutkan sekolah, ditambah lagi memang anak tersebut berprestasi, maka ibu tersebut memberanikan diri meminta bantuan pada teman saya tadi. Yang notabene sebenarnya saudara sepupu.

Mendengar keinginan ibu tersebut, teman saya berunding dengan suaminya, dan mereka berdua membuat keputusan yang menurut saya tidak semua orang mampu melakukannya. Mereka memilih membatalkan niat qurbannya, dan langsung memberi pinjaman pada ibu tadi.

Teman saya bilang, mereka merasa mengutamakan masa depan seorang anak dan membantu kesulitan saudara yang memang butuh bantuan sudah selayaknya jadi pilihan pertama mereka.

Tanpa berniat mengabaikan ibadah qurban tadi, teman saya percaya bahwa memang mereka dipilih untuk jadi penolong saudaranya tadi. Meskipun harus melalui proses tidak terduga sebelumnya.

Mendengar semua penjelasan teman saya tadi, kok hati saya ikutan plong banget. Saya merasa tindakan mereka itu adalah hal yang sangat luar biasa. Seperti yang saya bilang tadi, tidak semua orang mampu melakukannya.

Ahhh, Teman. Salut buat kalian berdua. Sehat dan bahagia selalu. Kalian berdua layak disebut cahaya di atas cahaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.