Kolom Soibah E. Sari: HEALING

Healing terampuhku adalah menulis. Banyak teman yang ngajakin aku pergi ke tempat wisata atau ke tempat-tempat yang indah, kata mereka demi mengurangi beban hidup yang sedang aku hadapi, tapi tetap saja aku merasa menulis adalah pilihan terbaik.

Jika tiba di tempat wisata tadi, aku malah sibuk dengan ponsel, sedangkan teman-temanku tadi sudah heboh selfie-selfie ria.

Padahal kata mereka, sengaja mengajak aku ke tempat itu demi menghiburku. Akunya malah terlihat tidak menikmati. Kadang aku gak enak hati mengecewakan mereka. Mau gimana lagi, aku lebih nyaman ada di rumah, menulis atau memasak. Itulah healing yang paling cocok buatku.

Sejujurnya, aku bukan tidak menghargai usaha mereka. Tetapi aku tidak bisa membohongi diri sendiri. Pura-pura bahagia saat itu padahal beban pikiran banyak dan melayang jauh entah ke mana.

Mungkin, tidak semua orang sanggup di posisiku. Hidup di rantau orang dengan penghasilan yang tidak menentu plus menanggung hidup empat orang anak yang masih banyak kebutuhan. Mungkin ini terdengar seperti keluhan. Tapi boleh dong sesekali mengeluh demi mengurangi beban di dada.

Aku mungkin sudah melewati banyak hal demi masih bisa bernafas sampai saat ini. Bahkan boleh dibilang aku sudah di level nekat dan sampai di tahap “tidak tahu malu” demi membesarkan anak-anakku.

Lho, kok bisa sampai nggak tahu malu kamu? Seseorang bertanya. Tidak usah aku beberkan secara detil alasannya di sini, tapi bagi orang yang saat ini sama-sama ada di posisi begini akan paham situasinya. Karena masalah yang datang itu tidak hanya satu, tapi bertubi-tubi.

Jadi ingat ucapan almarhumah ibunda dari seorang sahabat saya di FB ini, meskipun dalam Bahasa Sunda kira-kira artinya, masalah itu akan datang biasanya bertubi-tubi, tetapi itu adalah ujian yang bikin kita semakin kuat.

Seorang teman juga pernah heran melihat aku, sedang dalam berjuang berat dalam hidup tapi bisa tidak terlihat sama sekali. Aku jawab kalau yang aku lakukan demi semata menjaga kewarasan dan agar aku tetap semangat menjalani hidup ini.

Kamu itu susah dari mananya sih? FBan eksis, tiktokan apalagi, kalo selfie terlihat gaya. Wajahmu juga selalu happy dan ketawa lepas. Ada juga yang tanya gini. Heeee…. gimana ngejelasinnya ya, aku juga bingung.

Haruskah aku pakai baju compang-camping? Haruskah mukaku aku cemong-cemongin? Harus aku gak sisiran? Haruskah aku gak mandi seminggu?

Aku juga bingung, bawaan dari sononya udah gitu. Nggak ada niat sengaja berlagak susah padahal wajah gak sejalan. Ntar aku bilang auraku memang kuat, sehingga tampak selalu glowing padahal lagi kere dibilang pulak lebay.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.