Kolom Soibah E. Sari : MEREDAKAN PERTENGKARAN

Jangan terlalu fokus pada kesalahan dan kekurangan pasangan. Karena kebaikan dan kelebihannya yang lain akan membuat mata kita tertutup. Saya pernah di fase itu. Sibuk hanya mengomentari kekurangan pasangan, sehingga yang saya lihat nilainya selalu minus.

Saya tidak bisa menerima jika pasangan saya berbuat kesalahan.

Maka kebaikan yang pernah dibuatnya langsung sirna. Namun demikian, dari hal tersebut saya bisa belajar, bahwa berproses itu memang sangat sulit.

Butuh kesungguhan hati, ketangguhan tekad, dan perjuangan yang berdarah-darah dulu. Barulah kemenangan bisa dicapai. Jika kita mampu melaluinya, maka keharmonisan akan berpihak pada kita.

Dari hal tersebut juga saya mendapat pelajaran berharga. Jika kita selalu memberi makan ego kita, maka nalar dan logika kita akan kelaparan. Sehingga yang ada cuma rasa ingin menang sendiri, keras kepala dan selalu ingin dimengerti.

Padahal seharusnya berpikir secara seimbang dan tidak ada ruginya jika sesekali jadi pendengar yang baik. Percayalah, sikap manis kita akan meluluhkan hati pasangan meskipun saat itu kemarahannya sedang memuncak.

Bahkan saya pernah menghadapi kemarahan pasangan dengan meresponnya melontarkan humor. Selain konyol, hati juga rasanya sedikit nyesek, karena harus bermain peran. Tetapi hal tersebut bisa meredakan suasana dan hati yang nyesek tadi bisa pulih kembali.

Hati dan sikap orang kan beda-beda! Ada tuh yang komen. Okeee, tetapi hidup ada dua pilihan. Ingin masalah cepat beres atau masalah berlanjut hanya karena tidak ada yang mau mengalah?

Pilihan ada di tanganmu, kawan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.