Kolom Sri Nanti: NAIKNYA HARGA TURUNAN

Kemarin itu pemerintah terlalu bersemangat mencari berbagai terobosan untuk menaikkan harga sawit yang sempat selama bertahun-tahun hancur lebur. Tanpa persiapan yang memadai untuk mengatasi kenaikan produk turunannya.

Terus, tiba-tiba semua kaget kok minyak goreng jadi mahal dan langka, ya?

Sialnya, banyak juga petani sawit yang akhirnya protes kok minyak goreng dan bahan-bahan pokok lainnya pada naik. Pupuk juga naik, semuanya naik.

Percuma sawit mahal kalau harga-harga pada naik semua.

Yaiyalah, mana bisa satu produk harganya melambung di atas kewajaran tanpa diikuti kenaikan harga produk lainnya. Wong semuanya saling berkaitan.

Ketika harga minyak goreng naik, penjual gorengan menaikkan harga gorengannya. Karena harga gorengan naik, harga soto juga naik karena makan soto tanpa gorengan kurang gimana gitu.

Karena harga soto naik, tukang bubur juga menaikkan dagangannya, wong tiap pagi dia sarapan soto sebelum jualan.

Karena harga bubur sebagai makanan favoritnya naik, para karyawan perusahaan minta naik gaji. Karena gaji karyawan naik, pengusaha memutuskan menaikkan harga barangnya.

Begitu seterusnya sampai terjadi keseimbangan baru.

Pengalaman yang bisa dipetik, kalau komoditas yang kita hasilkan sedang naik daun jangan kagetan, langsung semuanya dibeli. Justru saat penghasilan kita sedang tinggi-tingginya.

Saat itulah waktu yang tepat untuk menabung/ investasi, karena tidak lama lagi pasti kenaikan penghasilan kita akan diikuti kenaikan kebutuhan hidup.

Tuh contohnya, yang ramai-ramai DP mobil sekarang pusing mikirin harga Pertamax.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.