Kolom Sri Nanti: PEREMPUAN

Sudah pasti saya tidak mendukung KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), tapi juga tidak membenarkan istri yang kalau marah ke suami teriak-teriak bawa-bawa nama binatang. Kasian binatangnya nggak tahu apa-apa disalah-salahkan.

Belum lagi kalau didengar anak-anak.

Kasian pasti jadi trauma tersendiri. Apalagi kalau didengar netizen, bisa kacau dunia persilatan jempol.

Menurut saya, perempuan berkelas itu mampu meredam emosi saat disakiti. Mundur sejenak, berfikir, menimbang, mengingat lalu memutuskan untuk memaafkan atau tidak memaafkan kesalahan suaminya.

Kalau memaafkan bicarakan baik-baik, buat komitmen ke depan mau seperti apa. Lalu lupakan kesalahannya itu. Jangan pernah diungkit-ungkit lagi. Laki-laki tidak suka kesalahannya terus dibicarakan. Mereka juga punya hati dan perasaan juga rasa bersalah. Beri kepercayaan untuk berubah.

Kalau memilih untuk tidak memaafkan, ya, bicarakan baik-baik juga. Lalu, tempuh jalur hukum. Selesaikan semua yang pernah dimulai secara baik-baik dengan baik-baik pula.

Itu saja sih menurut saya. Nggak tau kalau versi perempuan sholehah harus seperti apa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.