Kolom Sri Nanti: SINISME

Sekarang saya mau agak serius. Dalam pandangan masyarakat kita jika ada seorang perempuan, anak orang miskin, baru lulus sekolah (masih muda) terus sukses bisa beli macam-macam selalu dicurigai sebagai wanita nggak bener, simpanan Om Om, jual diri dan sebagainya. Padahal …. ….

Di dunia network marketing yang pernah lama saya geluti, banyak sekali mahasiswa bahkan anak SMA yang penghasilannya puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Tanpa terlihat punya pekerjaan aktif. Karena mereka memiliki puluhan ribu hingga ratusan ribu jaringan yang tersebar di seluruh dunia. Ini fakta yang tidak pernah mau dilihat oleh masyarakat terutama emak-emak tukang ghibah macam Bu Tejo itu.

Belum lagi anak-anak muda yang sekarang totalitas memanfaatkan teknologi digital untuk berbisnis. Menjadi reseller, tanpa modal, tanpa toko, tanpa stock, tanpa gudang tanpa karyawan. Kerjaannya hanya posting barang dagangan. Kalau ada yang beli transfer ke dia, dia transfer ke Supplier dan supplier yang mengirim barangnya ke konsumen.

Anak-anak muda model ini kerjaannya cuma nongkrong di kafe atau tempat-tempat free wifi lainnya. Atau bahkan cuma rebahan saja di rumah. Tapi, penghasilannya luar biasa besar.

Saya lebih sepakat jika ending film “Tilik” itu ternyata Dian adalah seorang internet marketer yang sukses. Bukan seolah membenarkan ghibahannya Bu Tejo. Jadi ada nilai moral baru yang bisa diajarkan kepada masyarakat. Bahwa perkembangan teknologi saat ini sudah memungkinkan seorang perempuan miskin sekalipun menjadi sukses di usia muda tanpa perlu menjadi gundik/ simpanan orang kaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.