KOPI RASA WORTEL

Oleh: SALMEN KEMBAREN

Dua bulan lalu ada keluarga yang mengatakan “terites sekarang tidak seenak dulu lagi.” Terites adalah masakan khas Suku Karo yang salah satu bahan utamanya adalah isi lambung (retikulum) lembu atau juga kambing. Terites sering juga disebut dengan Soto Hijau.

Alasan ketidaksukaannya karena ada aroma wortelnya.

Satu rasa. Bagi kita mungkin ini hanya lawakan semata. Sedang bagi mereka pecinta dan penikmat kuliner tradisional jni sudah sangat berbeda. Setelah saya perhatikan di perkampungan masuk di akal juga.

Di mana-mana kandang kambing hanya dipenuhi oleh daun-daun wortel. Sangat berbeda dengan satu windu silam, anak anak mengumpulkan puluhan atau bisa jadi ratusan jenis rumput dalam satu karung “goni”. Sehingga rasa terites adalah perkumpulan ratusan rasa tumbuhan.

Dua tahun pandemi sejak 2020, harga kopi menukik tajam sampai menyentuh harga terendah satu dasawarsa terakhir. Salah satu webinar zoom meeting tahun 2021 yang penulis ikuti bahwa saat itu keran ekspor terhenti sejenak karena banyaknya negara yang me”Lockdown” pelabuhan dan

Bandara mereka. Itu dari sisi pasar dunia, sedang pasar lokal juga sama, kebijakan PPKM menghentikan deru barista dan warung warung kopi. Akibatnya harga terjatuh dan petani kopi harus ambil langkah.

Di sisi lain, permintaan wortel ke Pulau Jawa cukup tinggi dan saat pandemi harga wortel begitu menggiurkan. Tanpa pikir panjang, hampir 80% petani kopi beralih menanam wortel Kecamatan Simpang Empat (Kabupaten Karo) sudah menanam sebelum pandemi.

Hanya lahan Kopi yang tidak memungkinkan ditanami wortel yang bertahan. Saat ini gudang-gudang dan tempat pencucian wortel gampang ditemukan di Karo Julu.

Diabaikan selama dua tahun, akhirnya harga Kopi perlahan tapi pasti menuju puncak. Bulan lalu penulis diskusi dengan salah satu agen di Kabanjahe harga gabah kering masih di kisaran Rp. 30 – Rp. 32 ribu/ kg.

11 Juni 2022 lalu, harga gabah kering menembus Rp. 36 ribu/ kg, tertinggi sepanjang sejarah Kopi. Sangat memungkinkan naik lagi dengan aktifnya keran ekspor dan pelonggaran PPKM.

Sejalan dengan itu, salah satu rekan pebisnis kopi di Sumatera Bagian Selatan juga menyatakan harga green bean juga mengalami kenaikan sekitar Rp. 20 ribu/kg.

Duka petani kopi benar benar diobati pasca pandemi. Semoga harga ini bertahan sampai panen raya yang akan dimulai Oktober.

Menariknya, ada pendapat yang menyatakan bahwa aroma kopi dipengaruhi oleh tanaman di sekitar kebun kopi. Ini yang disebut dengan Kopi “fruity”. Dengan banyaknya tanaman wortel di Karo semoga ke depan ada Kopi yang beraroma wortel. Kopi Rasa Wortel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.