Kolom M.U. Ginting: Setelah Karo Jambi

M.U. GintingSatu perubahan dan perkembangan yang sudah pasti, berlaku bagi semua etnis dan nation dunia. Bagi Karo, sangat dan sangat penting sebagai modal mental utama dalam ethnic competition yang begitu ‘mengerikan’ di Sumut.

Kemajuan ibas kinibeluhen ras keterusterangan menyatakan “siapa kita sesungguhnya” sungguh punya arti mendalam menjangkau panjang. Kekurangan pengetahuan tentang kultur/ budaya daerah atau satu nation telah banyak bikin korban manusia, termasuk di Indonesia. Saling sembelih dan exodus di Kalbar, Kalteng, Maluku, banyak ditentukan oleh pengetahuan ini.

Dulu kita buta pengetahuan ini, dan akibatnya sangat negatif. Sekarang kita banyak tahu dan memanfaatkan KEKUATAN yang terpendam di dalamnya. Di situ ada KEKUATAN dan kekuatan yang LUAR BIASA. Kita sudah melihat keluarbiasaannya dari segi negatif (seluruh dunia). Sekarang kita inginkan keluarbiasaanya dari segi positif, mulai di daerah.

Kemenangan Karo Jambi dalam Pilkada lalu banyak dipengaruhi oleh kesedaran identitas etnis Karo, dalam menentukan pilihannya. Sayangnya, kesadaran itu tidak tercapai ke hati Karo Jambi sendiri, dan menyia-nyiakan harapan Karo identity itu, sehingga tak bisa memanfaatkan KEKUATAN yang ada dalam identity itu.

Persoalan sepanjang periodenya hanyalah soal ijazah dan soal pemakzulan, sangat jauh terpisah dari pembangunan dan perubahan di Karo. Sejak semula terlihat dalam praktek bahwa dia hanya bercita-cita jadi bupati, bukan untuk ambil tanggungjawab bikin perubahan demi Karo.

Sekarang dia dipecat oleh Sidang Paripurna DPRD, siapa yang ambil tanggungjawab selanjutnya? Siapa yang memakzulkan tentu dia juga harus ambil tanggungjawab. Mencari pengganti bupati sangat gampang. Mencari orang yang akan ambil tanggungjawab memanfaatkan IDENTITY POWER dalam memimpin perubahan dan perkembangan di Karo, siapa yang tanggungjawab?

Bahwa globalisasi punya spesifiknya sendiri seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela:

Where globalization means, as it so often does, that the rich and powerful now have new means to further enrich and empower themselves at the cost of the poorer and weaker, we have a responsibility to protest in the name of universal freedom.”

Orang kaya akan jadi lebih kaya karena punya syarat yang sudah terpenuhi. Orang miskin jadi lebih miskin karena tak punya syarat apa-apa untuk mengubah nasibnya. Begitu di seluruh dunia, begitu di Indonesia dan juga di daerah.

Tetapi, di daerah, ada bupati kepala daerah yang punya KEKUASAAN dan punya KEKUATAN IDENTITAS dalam kultur Karo yang ada dalam masyarakat Karo. Banyak yang bisa dibikin bupati, seperti halnya meringankan pengusaha/ pemodal masuk ke Karo untuk bikin usaha; a.l. dalam industri turisme, memajukan pendidikan dan usaha dalam bidang IT/Internet, mengingat Karo penduduk jarang tetapi INTROVERT, cocok untuk ini.

Rakyat Karo menantikan SIAPA YANG AKAN BERANI AMBIL TANGGUNGJAWAB INI.

Ini bukan tanggungjawab yang ringan. Tetapi BERSAMA kita akan atasi. Tak ada jalan lain. Karo harus hidup dan survive. Seluruh NATION INDONESIA harus hidup dan survive. Semua etnis/daerah bangun kekuatan daerahnya masing-masing dengan mengerahkan kekuatan kultur budayanya dan bersama membangun dan mempertahankan nation ini dari malapetaka globalisasi yang disebutkan Mandela.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.