Manajemen Budaya Karo

Oleh: Hiskia Barus (Semarang)

 

manajemen budaya 2
Sepasang penari Sanggar Seni Sirulo dalam penampilannya di Kerja Tahun Desa Limang. Foto: GELORA VIVA SINULINGGA.

hiskia 5 Aron atau serayan dalam adat istiadat Karo artinya adalah sekelompok kerja yang terdiri dari kumpulan pemuda dan pemudi atau gabungan dengan para orangtua yang secara langsung bergotongroyong untuk membantu pelaksanaan suatu acara adat dengan tidak mengharapkan keuntungan pribadi. Jadi, kata aron atau serayan merupakan kelompok kerja dimana para aron biasanya sekelompok kerja yang mengerjakan ladang atau sawah anggota kelompoknya.

Aron atau serayan mempunyai tugas dan fungsi dalam membantu pelaksanaan pesta adat pada Suku Karo. Umumnya adalah membantu memasak makanan, membagikan makanan kepada para undangan, mencuci piring bahkan mempersiapkan tempat acara atau lape-lape dimana kegiatan ini dilakukan sebagai upaya membantu pihak anak beru yang mengadakan pesta.

Contoh lain, pelaksanaan gendang Karo yang disebut guro-guro aron juga diatur sedemikian rupa oleh bapa ras nande aron sehingga acara menari per merga tidak menghilangkan peradaten kalak Karo dalam merga silima tutur siwaluh.

Yang menjadi renungan kita, apakah budaya ini masih relevan saat ini bila dikaitkan dengan kerja lainnya?

Budayanta harus tetap kita jaga dan pelihara sehingga tidak hilang akibat perkembangan jaman. Sifat kebersamaan dan saling menopang harus tetap kita jaga dan ditingkatkan.

Catatan Redaksi: Redaksi  mempersembahkan video di bawah ini untuk melengkapi perenungan kita tentang kebudayaan Karo dari masa ke masa.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.