Kolom W. Wisnu Aji: MELAWAN TIRANI DI DEMAK — Rakyat Demak Bergerak

Serasa menemukan momentum terbaiknya, Rakyat Demak siap mengkonsolidasikan seluruh potensi kekuatan kerakyatan melawan pengaruh tirani dinasti di Demak. Konsolidasi berkumpulnya seluruh potensi kerakyatan melawan penjajahan “LONDO IRENG” yang selama ini dianggap telah menghambat kemajuan perubahan di Demak.

Pilkada Demak 2020 serasa menjadi momentum terbaik berhimpunnya seluruh daya dobrak potensi kerakyatan yang ada di Demak.

Mereka merasa selama ini telah dibelenggu atas hak-hak keadilan pembangunan yang ada di Demak. Politik anggaran di Demak serasa telah dikuasai kelompok-kelompok tertentu yang ujungnya berdampak pada terhambatnya percepatan pembangunan berkelanjutan yang ada di Demak.

Berbagai suara kritis di tengah Rakyat Demak merasa terbelenggu hak-hak sipilnya merasakan keadilan pembangunan yang merata bagi seluruh Rakyat Demak. Seolah menjadi cara baru melakukan penjajahan para “Londo Ireng” ala NEO ORBA yang membangun kekuatan tirani mayoritas di parlemen di Demak.

Ada upaya kelompok-kelompok tertentu dengan cara-cara NEO ORBA. Mereka ingin politik anggaran hanya transparan pada kelompoknya, tapi membungkam suara rakyat untuk mengetahui proses anggaran yang ada di dewan yang terkesan terjadi patgulipat dan permainan di balik layar untuk keserakahan dalam menguasai anggaran Demak.

Masjid Agung Demak, tempat wisata religi populer di Jawa Tengah

Ujung dari proses terhambatnya transparansi anggaran yang disusun kelompok tirani mayoritas merupakan model-model pembungkaman hak sipil yang dilakukan lewat penjajahan “Londo Ireng” persis jaman Orde Baru dulu yang membelenggu hak sipil rakyatnya.

Rakyat Demak merasa hanya dijadikan alat pendorong mobil mogok saat Pilkada. Diajak saat butuh suaranya doang. Tapi, ketika terpilih, penjajahan besar-besaran yang dilakukan tirani mayoritas membuat progres pembangunan Demak mengalami kemunduran dalam 20 tahun terakhir. Rakyat seolah ingin menjerit dalam belenggu penjajahan tirani mayoritas tersebut.

Perubahan serasa tidak kunjung dihadirkan oleh para penguasa tirani yang dibentengi kelompok tertentu. Seolah dalam 20 tahun terakhir telah terjadi penjajahan hak rakyat untuk merasakan kue keadilan.

Lihatlah Demak kini, dengan tetangga daerahnya saja pembangunannya kalah apalagi dibandingkan dengan 35 kota kabupaten yang ada di Jateng.

Seolah jargon pembangunan dan jargon perubahan hanyalah khayalan mimpi bunga tidur yang tidak mampu dirasakan secara nyata untuk rakyatnya. Penguasa di Demak merasa berada di menara gading yang tak tersentuh oleh rakyatnya. Penguasa Demak tidak menghadirkan keberpihakan nyata untuk rakyatnya.

Lihatlah Rakyat Demak kini, menjeritpun tak sanggup karena terbelenggu oleh tirani di Demak yang telah bercokol 20 tahunan. Penjajahan “Londo Ireng” yang bikin Rakyat Demak tidak merasa bangga terhadap daerahnya.

Rob sayung dan bonang kian parah. Tata kelola administrasi kependudukan yang kian semrawut. Akses jalan banyak yang rusak. Lampu jalan tak terurus. Sampah-sampah menggunung di berbagai tempat termasuk dibuang di kali. Bantaran kali yang dilintasi akses antar daerah tidak ditata, bikin malu Rakyat Demak. MCK masih di bantaran kali, bahkan wilayah pinggiran benar0benar dipinggirkan oleh pembangunan.

Dampak buruk penjajahan “Londo ireng” yang digerakkan kekuatan tirani di Demak membuat rakyat ingin bangkit melakukan pendobrakan terhadap perubahan. Konsolidasi seluruh potensi kerakyatan melalui Pilkada 2020 sebagai momentum kebangkitan seluruh potensi kerakyatan yang ada di Demak. Melawan segala bentuk penindasan yang terjadi di Demak.

Perlawanan terhadap kekuatan tirani di Demak akan didobrak lewat jalur-jalur konstitusional. Demi memerdekakan Demak dari segala bentuk penjajahan kesadaran politik yang selama ini dibelenggu para kelompok tirani.

Melawan tirani lewat Pilkada Demak 2020 adalah cara beradab Rakyat Demak mereformasi total hegemoni kepemimpinan yang selama ini menjajah Demak. Perubahan kepemimpinan yang tidak dikendalikan tirani “Londo ireng ” adalah sebuah keniscayaan.

Konsolidasi seluruh potensi kerakyatan yang telah didukung para kyai sepuh NU menjadi martir pendobrak kebangkitan Demak menuju perubahan. Dukungan para kyai sepuh NU menjadi energi optimisme Rakyat Demak untuk melepaskan diri dari segala belenggu tirani dari dinasti yang telah mengendalikan Demak selama 20 tahun.

Rakyat Demak tidak gentar sedikitpun, bergerak, bersatu dan menang melawan segala bentuk tirani “Londo ireng “.

Hanya satu kata, Lawaaaann….

Coblosan 9 Desember 2020 adalah momentum konsolidasi daerah besar-besaran dalam memenangkan pertarungan melawan “TIRANI LONDO IRENG”

SAATNYA RAKYAT DEMAK BERSATU MELAWAN…..

BERGERAK, BERSATU DAN MENANG UNTUK MENDOBRAK PERUBAHAN DEMAK…

SUDAH SAATNYA TIDAK DIAM TAPI LAAAWWWAAAANNN….. MERDEEEKKAAA

Makam Kadilangu 27 Juni 2020

#GerakanRakyatDemakMelawan
#LawanPenjajahanLondoIreng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.