Kolom Bastanta P. Sembiring: MENYEBAR KEBOHONGAN, MEMBANGUN KETAKUTAN UNTUK MELAHIRKAN KEBENCIAN

Bastanta P. Sembiring 1Saat dulu, jika musim kampaye (menjelang Pemilu), saat media elektronika dan cetak masih dikontrol dan dikuasai oleh Pemerintah, dan tentu belum ada jejaringan sosial, cara promosi paling utama adalah dengan menyebar brosur atau menempelnya di pohon-pohon, tembok, atau tiang listrik dan telepon. Masih jelas saya ingat, saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), sepulang sekolah, saya dan kawan-kawan suka menyobekin brosur-brosurnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Ini bukan sekedar kejahilan anak kecil, tetapi percampuran antara ketakutan yang melahirkan kebencian.

Ada kala itu pemahaman yang diajarkan: Jika PPP menang, kita harus masuk Islam dan gereja-gereja akan ditutup. Dan, jika PDI yang menang, kita tidak boleh beragama. Pengajaran ini saya ingat pernah dilontarkan guru di sekolah. Bayangkan, anak SD sudah diajari politik kebencian.

Maka sangat wajarlah jika saat sekarang ini banyak isi otak manusia di Indonesia ini penuh dengan kebencian dan ketakutan, karena sangat mungkin demikian diajarkan juga dahulu kepada mereka saat masih di bangku sekolah.

kenthir

Sekarang ini, juga metode seperti ini oleh sekelompok orang dicoba dihidupkan kembali, yakni menyebar kebohongan untuk membangun ketakutan untuk kemudian menumbuhkan kebencian. Jika Jokowi menang Azan akan dilarang berkumandang. Jika Jokowi menang Islam akan ditindas. Jika Jokowi menang Cina akan menguasai Indonesia. Jika Jokowi menang Indonesia akan dijual ke pihak asing. Jika Jokowi menang PKI akan bangkit lagi. Jika Jokowi menang negara akan bangkrut karena hutang, dan jika Jokowi menang lainnya . . .

Nyatanya, itu semua kebohongan. Faktanya, bahwa dalam kurun waktu 4 tahun lebih kepemimpinan Jokowi dan Jusuf Kala, negara maju, pembangunan merata, tenaga kerja asing kategori profesional atau untuk kondisi dan kebutuhan khusus yang tidak tersedia di dalam negeri yang masuk yang kemudian juga sebagai ajang transfer keterampilan dan teknologi, kedaulatan negara terjaga, negara lain semakin menghormati Indonesia, dan Islam yang adalah agamanya Pak Jokowi juga diperlakukan sangat istimewa.

Jika kita lihat juga dalam programnya untuk 5 tahun ke depan dengan KH. Ma’ruf Amin, tidak ada kita temui dalam agenda dan program kerjanya Jokowi – Amin menghambat pembangunan, menghambat demokrasi, menjual kedaulatan negeri, dan atau mendiskriminasi kelompok tertentu.

Maka, untuk menjaga keutuhan NKRI, kelompok-kelompok radikal, intoleran dan penyebar kebohongan yang menumbuhkan ketakutan dan kebencian itu harus bersama kita lawan. Dengan apa? Salah satunya jangan biarkan mereka berkuasa!

Mejuah-juah Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.