Meneliti Sumber Dana Logistik Para Calon Pemimpin

Berbicara soal Pemilu (Pilkada, Pileg, dan Pilpres) tak cukup kita berbicara pada popularitas dan ketokohan dari calon yang diusung. Tetapi juga berkaitan dengan logistik pendukungnya. Dan, bicara logistik, mau tak mau kita berbicara soal duit (dana) untuk mengadakan itu semua.

Sumber duit itu bisa dari dana pribadi si calon atau donator.

Yang umum kita lihat adalah, keberadaan orang-orang berduit atau wakilnya dalam tim seorang calon, bisa dari dalam bahkan dari luar negeri. Tak jarang juga si orang berduit itu pun ikut diseret ikut mencalon.

Adanya orang-orang berduit penyokong dana di belakang atau di samping (si pengusaha ikut mencalon) seorang calon pemimpin (kepala daerah hingga presiden) salah satunnya merupakan imbas dari masih mahalnya biaya politik. Tentu seseorang atau kelompok (donator) tersebut memiliki sebuah kepentingan yang mereka anggap dapat disalurkan melalui calon yang mereka dukung. Ini seperti sebuah investasi [politik] atau barter kepentingan.

Namun, berbicara soal kepentingan, jangan dulu berpikir negatif, sebab kepentingan itu tak selamanya buruk. Bisa saja itu dari kelompok pecinta lingkungan yang merasa calon yang mereka dukung itu punya visi yang sama dengan mereka. Tetapi, tak tertutup kemungkinan juga jika kepentingan itu dari kelompok yang sangat merugikan negara. Apalagi jika sudah berbicara dana dalam jumlah besar.

Mungkin kalau hitung-hitung ratusan juta sampai milyar masih masuk akal, namun kalau sudah katanya sampai puluhan milyar, ratusan milyar, atau hingga angka triliyunan, itu hal yang sulit diterima akal jika dikatakan sukarela tanpa imbalan (istilahnya kira hangus). Bahkan, jika si donator itu pun ikut mencalon, dia pasti akan wanti-wanti tak cukup cuma nama atau jabatan yang kemudian akan dia terima. Tentunya lirik sana sini apa yang bisa diolah untuk mengembalikan dana tersebut.

Imbalan atau istilahnya politik balas jasanya sangat variasi. Untuk melihat itu, tak purlu tunggu lama, sejak dini kita sudah akan dapat gambaran dan dapat prediksikan sesuai menurut sumbernya. Missalkan yang mengisi jabatan-jabatan strategis, penguasaan proyek-proyek Pemerintah, atau ijin-ijin eksploitasi alam (seperti bahan tambang, lahan, dsb), atau ke penerbitan aturan yang berkaitan dengan hukum, dsb.

Kita ingin pihak-pihak terkait harus seteliti mungkin dalam menyelidiki sumber-sumber pendanaan dari setiap calon. Bila terindikasi kejahatan atau berpotensi terjadi kejahatan, atau terhubung pada tindakkan dan kelompok pelanggar hukum, harus cepat ditindak.

Selain kita dorong aparat agar lebih giat dan teliti dalam menyelidiki sumber-sumber pendanaan logistik calon, tentunya masyarakat luas juga ikut mengawasi, menyampaikan laporan jika melihat atau memiliki bukti akan adanya sumber-sumber pendanaan yang mencurigakan yang termasuk tindak kejahatan atau berpotensi terjadi tindak kejahatan. Utamanya yang mengancam negara. Bisa saja misalkan dana yang diterima si calon dari kartel narkoba, atau koruptor, kelompok radikal, kapitalis neolib, dsb. Tentunya dia (mereka) punya misi untuk melemahkan hukum agar bisnisnya dapat langgeng. Tindakan pencegahan lebih baik dilakukan untuk menjauhkan orang-orang jahat berkuasa atau terlibat dalam kekuasaan.

Namun, semua sebenarnya kembali pada persoalan mental dan mahalnya biaya berpolitik di negeri ini. Jika politik murah dan ramah pada orang-orang baik yang berjiwa nasionalis, akan mendorong terciptanya politik bersih, karena berkurangnya keterlibatan pihak-pihak yang menitipkan kepentingannya melalui barter dukungan, utamanya dukungan duit.

Jokowi dan beberapa kepala daerah telah memulai era baru politik murah dengan memanfaatkan keberadaan media sosial menggalang relawan dan simpatisan; demikian yang dicitrakan. Soal Anda tidak yakin akan hal itu, silahkan kumpulkan data sendiri dan melakukan perbandingan dengan calon-calon lainnya selama pemilihan secara langsung diselenggarakan di negeri ini. Apakah benar atau tidak.

Namun, apa yang telah dicitrakan para pemimpin di negeri ini soal politik murah dan ramah itu perlu kita dukung. Itulah solusi yang teramat efektif. Dengan politik murah dan ramah dapat mengurangi ketergantungan si calon kepada investor (donator) sehingga keterlibatan mereka juga berkurang yang kemudian tentunya semakin berkurangnya titipan kepentingan dalam setiap tindakan politik di negeri ini.

Ini tentunya membuka kesempatan dan keinginan kepada orang baik untuk turut dalam perhelatan politik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.