Kolom Boen Syafi’i: MENGKRITIK JOKOWI BELUM TENTU BENCI

“Mental kere,” sebuah judul tulisan di FB yang tendensius, ditujukan kepada mereka yang tidak setuju iuran BPJS naik.

Kere? Ya saya kere. Saya gak punya slip gaji apalagi digaji. Saya kerja gak ikut pemerintah, tapi tetap tertib membayar pajak. Meskipun saya kere, (maaf bukannya sombong) kami mengikutkan program BPJS kepada 3 orang janda tua, 1 anak yatim, belum termasuk kami bertiga.

Kalau ditotal, kami ikut progam BPJS saat ini berjumlah 7 nyawa.

Taruhlah kami ikut yang kelas dua, dan jika rencana kenaikan itu terealisasi, maka jumlah uang yang harus kami bayarkan adalah 7 nyawa X Rp 110 ribu. So, totalnya adalah Rp 770 ribu/ bulannya. Dan itu adalah sebuah angka yang fantastis bagi kami yang “kere” ini. Mungkin saja orang seperti kami, banyak lagi jumlahnya di luaran sana

Kikir? Jikalau kami kikir, kenapa juga repot-repot membayarkan iuran BPJS milik mereka? Kami bertekad, apapun yang terjadi akan terus bekerja untuk mencarikan dana supaya mereka tetap terlindungi kesehatannya di masa tuanya.

Sebenarnya ini bukan masalah kikir ataupun sedekah. Toh, jika sedekah, itu harusnya semampunya dan bukanya ditetapkan angka nominalnya.

Ini masalah bahwa pengurus BPJS tidak mampu berfikir, bagaimana menutupi defisit yang terjadi. Padahal, gaji Rp 150 juta plus tunjangan 2 kali gaji senantiasa mereka kantongi.

Pertinyiinyi?

Buat apa gaji plus tunjangan besar, jika yang digaji kerjanya hanya sebatas tekstual saja? Ya, naik dan tidaknya itu keputusan Jokowi. Meskipun iuran per bulannya jadi dinaikan, toh kami bertekad tetap ikut serta.

Kecewakah dukung Jokowi? Tidak, karena saya yakin Jokowi mempunyai hati, dan saat ini pasti memikirkan solusi. Toh Jokowi sudah masuk 2 periode. Beliau saat ini tidak butuh puji-pujian, melainkan masukan dan kritikan agar tetap berada di jalur benar, yakni: “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

Ahsudalah..

Saya lebih kecewa jika Prabowo yang jadi Presidennya.

Kenapa? Karena, bisa-bisa jalanan di Indonesia dibuat sholat oleh gerombolan Al Khilafah Wal Doboliyah nantinya. Dan nama tempat sholat itu adalah: “Masjid Al Aspaly Bin Blanky.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.