Kolom Sri Nanti: MENIMBANG RESIKO

Ketika dunia diserang virus HIV, para ahli menemukan bahwa penularannya adalah dari perilaku seks bebas. Maka banyak orang lalu menghindari perilaku itu atau minimal pakai kondom untuk selamat dari HIV yang belum ada obatnya.

Bagi yang tidak mau selamat dan tetap menjalani perilaku seks bebas ya monggo, resiko DITANGGUNG SENDIRI.

Kini dunia diserang virus COVID-19, para ahli menemukan bahwa penularannya adalah lewat pertukaran air liur dan ingus dari penderita ke orang lain. Baik yang disemburkan langsung (lewat bersin dan batuk) maupun dari droplet yang menempel pada benda-benda di sekitar kita.

Makanya dirumuskan PROTOKOL KESEHATAN agar manusia bisa memutus penularannya dengan PAKAI MASKER, CUCI TANGAN PAKAI SABUN, JAGA JARAK AMAN, dan MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH agar, jika terpaksa tertular, bisa selamat. Bagi yang tidak mau patuh, resiko DITANGGUNG BERSAMA!

Inilah bedanya HIV dengan Covid-19. Jika Anda tertular HIV Anda tidak akan menularkannya kepada orang lain kecuali orang itu berhubungan seks dengan Anda, joinan jarum suntik dengan Anda atau menerima transfusi darah dari Anda. Tidak ada resiko penularan masif untuk orang-orang tidak bersalah yang bersinggungan dengan Anda.

Tapi, jika Anda terinfeksi Covid-19, menunjukkan gejala atau tidak, siapapun yang bersinggungan dengan Anda bahkan keluarga dan orang-orang yang Anda cintai, bisa tertular semuanya. Bisa berujung merenggut nyawa mereka.

Makanya kenapa sekarang dunia lebih galak mengatur hidup Anda agar mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Sampai di sini, faham? Kenapa Anda dipaksa harus pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dilarang salaman, cium tangan, cipika-cipiki dan senggol-senggolan?

Kalau Anda jagoan, silahkan Anda menantang maut, tapi pilih yang resikonya buat diri Anda sendiri saja, bukan buat orang banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.