Kolom Arif A. Aji: MENTAL PECUNDANG

Seorang ustadz yang notabene adalah panutan umat harus bisa mencerminkan akhlak atau perilaku yang benar-benar menunjukkan kearifan ilmu dan kebijaksanaan dalam keputusan. Akhlaq adalah bahasa mentalitas manusia yang dinaungi aura etika dan moralitas.

Manusia seperti ini bukan manusia kacangan yang hanya bermodal kata-kata meluber mengotori kehidupan.

Tapi pertanggungjawaban dengan pengaplikasian dari semua yang didakwahkan selama ini, dan jadi bukti nyata supaya jadi teladan untuk umatnya. Apapun keadaan yang dihadapi harus senada dengan materi ajaran yang selama ini dikoar-koarkan memakai mikrofon dengan gaya sok alimnya.

Aku langsung saja. Aku juga masih muslim hingga detik ini. Fenomena tentang perkataan Ust Abd Shomad tentang jin kafir pada salib, yang akhirnya harus viral, dan mengantarkan dia berurusan dengan hukum, adalah murni pertanggungjawaban dia akan kelakuannya sendiri.

Apa Ustad seperti dia tidak pernah terpikir jika di zaman globalisasi seperti hal sekecil apapun bisa jadi masalah besar, ketika tertangkap lensa media. Apapun alasannya, masalah ini sudah masuk ke ranah hukum. Dan pada saat inilah teruji benar mentalitas dia sebagai manusia. Siapapun dia, saat ini dia tunjukkan gambar aslinya sendiri sangat jelas, ketika dia tersudut oleh ancaman hukuman.

Aku melihat klarifikasi ini, sangat malu punya saudara seagama yang katanya Ustad besar seperti dia ini, bermental coro. Bagaimana tidak? Dia yang selama ini berkoarkoar tentang iman pada Tuhan, hanya dengan ujian seperti ini, kok malah koar-koar sok benar dan curhat dengan cari pembenaran di depan umatnya. Bahkan dengan nada tanpa merasa bersalah.

Pertanyaannya, di mana letak akhlaqnya?

Berdakwah memang mudah maka jadi penceramah. Tapi kalau jadi ulama bukan model perilaku seperti ini.
Andai dia jantan, tanpa klarifikasi yang tak perlu seperti ini, dan menyelesaikan masalah hukumnya dulu, sebagai warga negara yang baik, dan nantinya hukum sebagai penentunya, aku pastikan aku akan angkat jempolku tinggi-tinggi ke atas.

Tapi kenyataannya, malah seolah mencari dukungan pada umatnya, yang adalah umat beragama mayoritas di negara ini. Tanpa mimik rasa bersalah sama sekali. Orang yang teriak-teriak tentang akhlak tanpa sadar membuka jati dirinya sendiri ketika dihadapkan pada pintu penjara.

Apakah dia berakhlaq?

Tinggal kita baca mentalnya mental apa sekarang. Di manapun, Akhlaqul Karimah tercermin dari manusia yang bermental baja dan halus dalam interaksinya.
Mana ada manusia berakhlaqul karimah bermental pecundang. Tak ada bedanya dengan lari dan takut pada konsekwensi perilakunya sendiri hanya beda metode dan warna.

Kalau beralasan karena itu di majelis mereka sendiri, kenapa kaum mereka suka sweeping dan membubarkan majelis orang lain? Atau, kenapa mereka sampai demo segala ketika kasus Ariel dan Luna Maya memaksa untuk supaya dipenjara, sedang kejadian itu di kamar mereka sendiri?

Inikah ulama yang ke sana ke mari membawa media, dan selalu eksis dengan belepotan ayat dan dakwah, ujung ujungnya kaya anak PAUD yang bisa mengadu tanpa merasa bersalah? Buktikan dulu itu di pengadilan. Semua klarifikasi itu katakan di muka hakim. Kok malah mengadu bukan pada tempatnya?

Ulama sejati adalah yang mengungkap kebenaran. Tidak ingin dibenarkan, apalagi melakukan pembenaran. Lah ini ulama model apa? Kalau ustad ini membaca tulisan ini, aku sebagai muslim merasa dicoreng mukaku, oleh manusia yang katanya ulama seperti dia. Apapun pembenaran dia, dengan kelakuan pecundang seperti ini, negara harus bertindak.

Atau ulama-ulama seperti ini akan terus jadi biang kebodohan dan kehancuran akhlak para pengikutnya? Yang mereka sudah terpedaya oleh buaian dakwah yang sudah salah kaprah dan sama sekali tidak memilki nilai pertanggung jawaban di dalamnya.

Jangan berpikir mudah sampai pada title Ulama, butuh bukan sekedar sekolah, tapi tempaan dan perjuangan yang besar. Jangan berpikir mudah berakhlaqul karimah, karena jika diuji dengan kehidupan, mentalitas yang berbicara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.