Naik Turun Harga Hasil-hasil Tani

Oleh ELIZABETH BARUS (Medan)

Akhir pekan kemarin, saya berkunjung ke kampung orangtua Karo Singalorlau. Perjalanan dari Medan – Berastagi lancar, meskipun lalulintas sedikit padat. Maklum sajalah Akhir Pekan. Banyak warga Medan menghabiskan Akhir Pekan di kota sejuk Berastagi dan sekitarnya (Dataran Tinggi Karo).

Mungkin juga menuju daerah Siosar dan Tongging (Danau Toba).

Dari Medan cuaca bagus hingga tiba di dekat Tahura (Taman Hutan Raya) mulai gerimis. Dari Berastagi hingga Desa Raya hujan turun dengan lebatnya. Begitu melewati Desa Raya, tidak ada lagi hujan turun.

Perjalanan terus berlanjut hingga tiba di kampung orangtua. Tidak ada hujan turun. Sepanjang perjalanan terlihat ladang ladang yang kering. Mulai dari Desa Sarinembah (Kecamatan Munte) kekeringan semakin terlihat karena lahan-lahan bekas tanaman jagung sudah selesai ditraktor, tapi belum ditanami kembali karena kemarau.

Daerah Kecamatan Tigabinanga sekitarnya terkenal dengan hasil jagungnya yang melimpah, meskipun banyak juga juga tanaman lainnya. Areal persawahan juga ada tapi tidak seluas areal yang ditanami jagung.

Di daerah ini juga salah satu penghasil cabe yang cukup besar. Terutana cabe merah keriting. Di setiap desa ada penduduk yang menanam cabe.

Daerah penghasil cabe terbesar ada di Liang Melas Gugung yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Liang Melas Datas (LMD). Daerah ini jadi viral karena kedatangan Pak Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Cabe merah yang melimpah dari LMD mampu memperbaiki taraf hidup penduduk setempat. Juga tanaman jeruk yang tumbuh subur dengan kualitas buah yang baik semakin membuat penduduk mampu menyekolahkan putra putri mereka ke kota besar.

Kita bisa melihat bersama, beberapa bulan ini harga cabe merah keriting tetap berada di atas level Rp. 50 ribuan bahkan Rp. 80 ribuan. Semua petani yang menanam cabe merah keriting turut merasakan nikmat harga yang cukup fantastis ini dalam kurun waktu yang panjang. Bahkan hingga tulisan ini dinaikkan, harga masih tinggi.

saya yang setiap hari mendampingi petani dan pedagang dengan tulisan harga sayur yang dimuat di media online SORA SIRULO masih kerap mendapat cibiran jika harga turun sedikit saja. Petani seolah tidak rela harga turun. Padahal, meskipun harga turun, nominal lakunya terjual di pasar sentra lokal masih tinggi juga.

Pasar Roga (Berastagi, Dataran Tinggi Karo) tempat transaksi para petani sayur dengan para pedagang antara yang mengirim sayuran ke kota-kota besar seperti Medan, Pekanbaru, dan Batam.

Petani berdalih pupuk dan obat-obatan cabe itu mahal. Ya, itu memang benar. Tapi harga lakunya juga masih sangat tinggi. Jangan selalu merasa tidak puas. Saya juga paham kesulitan petani karena saya juga anak petani. Tapi, baiknya bersyukurlah dengan harga yang ada saat ini.

Demikian juga petani tomat. Sekian lama juga tomat mahal. Meskipun saat ini harga tomat hampir kandas, tapi berbulan-bulan juga lamanya tomat laku dengan harga yang bagus.

Tidak ketinggalan petani bawang merah. Merkipun saat ini harga bawang merah turun, tetapi kemarin-kemarin harganya juga tinggi.

Tetaplah bertani dengan baik. Pasti ada saatnya harga juga akan membaik. Terutama saat ini buat petani tomat dan petani bawang merah.

Salam sejahtera buat petani tercinta. Dari jerih payah kalian merawat tanaman sehingga bisa tiba di meja makan setiap keluarga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.