Nelayan Korban Tengkulak di Bali

pengepul

Laporan: Ni Nyoman Murdewi (Bali)




ni-nyoman-murdewi-1Video ini adalah gambaran sebuah pesisir laut nelayan di Desa Amed (Kabupaten Karangasem, Bali). Wartawan Sora Sirulo mengambil video ini saat inspeksi petani garam yang letaknya hanya berjarak 10 meter. Kebetulan ketemu nelayan yang baru mendarat setelah melaut dari Pukul 03.00 dini hari.

Adalah Bapak Wayan Dangin (74) asal Desa Amed. Beliau sudah menggeluti pekerjaan sebagai nelayan hampir sepanjang usianya. Cerita klasik selalu hinggap kepada nelayan-nelayan kecil, beliau mulai melaut Pukul 03.00 dini hari dan mendarat pukul 09.30. Dia hanya mendapat beberapa tangkapan, kurang lebih 20 ekor.

Situasi membawa Pak Wayan menerima nasib yang tidak beruntung karena hasil tangkapannya benar-benar minim. Sempat reporter anda menanyakan kepada seorang nelayannya: “Pak, hanya dapat ikan segini?” Jawabnya: “Iya, bu, rugi bapak hari ini, ikannya sedikit.”

pengepul-3“Pak, saya beli, ya, supaya bapak tidak rugi banyak,” kata reporter Sora Sirulo yang memang hendak membelinya.

Belum lagi bapak Wayan menjawab, tiba-tiba datang pengepul buru-buru mengambil ikan-ikan Pak Wayan yang masih ada dalam perahunya. Dengan cepat ibu pengepul memindahkan ikan-ikan tangkapan yang cuman 20 ekor.

Pengepul tidak mengijinkan Pak Wayan menjual ikannya kepada orang lain. Miris ga? Pengepul malah sewot ama reporter anda. Katanya: “Jika ibu mau beli ikan, beli pinggir jalan sama saya!” Perintahnya… ya, ampuun!

Ikan-ikan itu cuman dibeli Rp. 500 dari nelayannya. Bayangin tuu nasib nelayan. Bagaimana bila pemerintah bisa turun tangan, kan bisa bentuk koperasi yang membeli ikan nelayan dengan layak. Kasian Pak Wayan. Nelayan pasrah menanggung kerugiannya saat itu.

Harga ikan itu Rp. 500/ ekor. Berapa ruginya nelayan itu? Habis BBM saja katanya 4 liter.

pengepul-4Cerita berakhir dengan Pak Wayan Dangin. Dia menerima kerugiannya tanpa bisa berbuat lebih kecuali menerima nasib terkendali di bawah aturan pengepul (tengkulak, red.) yang terkesan bertindak sewenang-wenang.

Apakh Bu Susi Mentri KKP bisa membikin aturan menghapus para pengepul ini? Tidak hanya dalam nasib nelayan. Ini masalah negara yang menyangkut seluruh sisi petani di Indonesia.

Catatan dari redaksi: Ketergantungan nelayan terhadap tengkulak terjadi hampir di seluruh Indonesia.












Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.