Nenek Beranak 7 Tewas di Rumpun Bambu, Diduga Terlebih Dahulu Diperkosa

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun BarunenekIMANUEL SITEPU. NAMORAMBE. Masyarakat Kuta Tualah (Kecamatan Namorambe) mendadak geger. Seorang janda beranak empat, Lastelma Boru Latumahena (53) ditemukan tewas bersimbah darah [Rabu 17/12: sekira Pkl.17.00 wib) di sebuh rumpun bambu di Dusun I Desa Kuta Tualah (Kecamatan Namorambe).

Informasi diperoleh Sora Sirulo di lapangan menyebutkan, tewasnya Lastelma pertama kali diketahui oleh tiga anaknya Dona Beru Ginting (28), Elias Gintng (21) dan Rudi Gitng (19).

Saat itu, Dona yang memiliki pirasat buruk karena ibunya belum pulang dari ladang, mencoba melakukan pencarian. Begitu tidak menemukan ibunya di ladang, ia pun selanjutnya memanggil adiknya Elias dan Rudi untuk ikut melakukan pencarian.

Alangkah terkejutnya ketiga anak korban begitu melihat ibunya tewas bersimbah darah di pinggir parit, tepatnya di bawah rumpun bambu dalam kondisi tidak mengenakkan. Dia mengalami mengalami luka tusuk pada bagian dada, leher dan tangan. Tubuh itu dalam keadaan setengah bugil. Melihat keadaan pakaian korban, diduga korban terlebih dahulu diperkosa sebelum dibunuh.

Melihat ibunya telah tewas, spontan ketiga anak korban berteriak histeris. Dalam waktu sekejap, warga langsung mengerumuni lokasi. Tak lama berselang, anggota Polsek Namorambe yang mendapat informasi meluncur ke TKP. Usai melakukan olah TKP, jenazah korban langsung dievakuasi ke RSU H. Adam Malik, Medan.

“Tadi sore sekira Pkl. 15.00 wib, ibu saya pergi ke ladang. Tapi sudah sore, ia belum juga pulang. Semula aku hanya sendiri ke ladang. Tapi karena aku tidak melihat ibu di dalam gubuk dan di tengah ladang, aku panggil adiku agar ikut melakukan pencarian,” kata Dona sambil menangis.

Sementara menurut Kapolsek Namorambe melalui Kanit Reskrim Iptu S. Sembiring ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

“Kita sudah melakukan olah TKP. Beberapa saksi juga sudah kita mintai keterangan. Dan motif kematian korban masih dalam penyelidikan,” kata Sembiring.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.