Kolom Boen Syafi’i: DANA NYAPRES DARI HUTANG BANK?

Tahun 2008, publik digemparkan oleh berita “wong edan” yang berjalan di pinggir jalan hanya dengan memakai semvak. Namun, wong edan ini bukanlah wong edan biasa. Wong edan ini adalah Yuli Nursanto, mantan Cabup gagal di Pilbup Ponorogo.

Kuat dugaan, si Yuli ini tidak kuat membayar hutang karena hartanya sudah habis dipakai untuk pencalonannya.

Untuk menghindari delik hukum pidana dan perdata karena tidak sanggup membayar hutang-hutangnya, dipakailah cara ekstrim yakni macak edan alias berpura-pura gila oleh si Yuli ini. Lah, lha wong edan iku kan bebas, toh. Horra …. masalah dicap edan, seng penting ora nyaur utang lan ora dipenjara, vukan?




Wow, ide yang emejing warbiasyah.  Nah, di Pilpres kali ini ternyata ada seorang Capres yang memaksakan diri berhutang sana sini sama seperti si Yuli. Termasuk ketika si Capres ingin berhutang ke BI sebagai modal pencapresannya. Namun, ternyata pihak BI tidak mengabulkan permohonan kreditnya. Si Capres pun kelihatan sangat emosional ketika mengetahui permohonan kreditnya ditolak. Dengan berapi-api, dia berkata kepada tim horenya

“Saya mantan perwira tinggi, saya berjuang untuk republik ini. Keluarga saya ikut berjuang, saya minta kredit BI gak dapat,” katanya.

Weladalah, berjuang untuk republik ini? Masak berjuang kok pake menculik mahasiswa segala? Masak berjuang kok malah memilih kabur ke Jordania?

Awalnya saja dari hutang sana sini. Apa ntar, kalau berhasil jadi, gak korupsi sana sini? Lagian pake acara kredit di BI segala toh, Mbah. Situ niat nyapres apa niat dodolan jemblem sih sebenarnya?

Ahsudalah.

Semoga Mbah Wowo tidak mengikuti jejak dari si Yuli Nursanto yang kalau berjalan di pinggir jalan, hanya memakai semvak saja.

Salam Jemblem..







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.