Pakai Kimia Mematikan, Pabrik Saos Cabe Digerebek

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun BarupewarnaIMANUEL SITEPU. DELITUA. Berkenaan dengan penggerebekan pabrik cabe saos baru-baru ini, Direktur Kriminal Khusus Poldasu (Ahmad Haydar) memaparkan [Rabu 11/3: Siang] alasan penggerebekan adalah karena terbukti menggunakan bahanĀ  campuran kimia berbahaya dan pewarna pakaian.

Adapun pabrik yang digerebek itu terletak di Lingkungan 6 Kelurahan Gedung Johor (Medan Johor), milik PT Duta Ayumas Persada Namorambe. Pabrik ini memproduksi saos bermerek Sunflower, saos cabe bermerek Dena, dan minuman bermerek Dena.

“Dari penyelidikan yang dilakukan selama 2 pekan, terbukti rasa pedas yang terdapat dalam makanan itu bukan dari bahan baku cabe alami, tapi dari zat kimia yang dibubuhkan untuk menghasilkan rasa pedas. Demikian juga dengan warnanya yang terlihat pada makanan dan minuman yang mereka produksi, ternyata bukan oleh bahan baku alami tapi kimia jenis Ponceow 4R dan Allurah Red yang biasa digunakan untuk tekstil,” papar Ahmad Haydar.


[one_fourth]telah beroperasi sejak tahun 1973[/one_fourth]

Menurut Ahmad Haydar lagi, pabrik pengolahan makanan dan minuman tersebut telah beroperasi sejak tahun 1973. Setiap harinya memproduksi 1200 kotak saus dan sambal serta 400 lusin minuman jus dan saos.

“Pemilik perusahaan akan dijerat UU Pangan dan UU Konsumen. Dia juga akan dijerat UU Migas karena ternyata perusahaan ini menggunakan minyak bersubsidi,” katanya.

Di pihak lain, Jimy selaku Direktur PT Duta Ayumas Persada ketika dikonfirmasi oleh Sora Sirulo di lokasi membantah produk makanan dan minuman hasil olahan perusahaannya mengandung zat pewarna maupun kimia berbahaya.


[one_fourth]berlabel halal yang dikeluarkan oleh MUI[/one_fourth]

“Perusahaan kita memiliki sertifikat analisis. Makanan dan minuman yang kita produksi juga berlabel halal yang dikeluarkan oleh MUI. Makanya, kita serahkan saja kepada Balai POM untuk memeriksanya,” ujar Jimmy.

Ketika Sora Sirulo mengkonfrontasi lebih jauh, Jimy mengakui makanan yang diproduksi perusahaannya menggunakan zat pewarna tetapi bukan berbahaya untuk dikonsumsi.

“Tidak benar kita pakai zat pewarna pakaian. Zat pewarna yang kita pakai diproduksi oleh PT Rohalo yang diimpor dari India. Kita yakin, ini hanya insiden salah pengertian,” kata Jimy seraya mengatakan produk makanan dan minuman dari perusahaannya beredar di Sumatra Utara dan Aceh.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.