Pangeran Albert II dari Monako Anugerahi Douglas Woodring, Pendiri Ocean Recovery Alliance, dengan 2018 Prince’s Prize for Innovative Philanthropy

LORETA KAROSEKALI. MONACO. Douglas Woodring, Pendiri dan Direktur Pelaksana Ocean Recovery Alliance, telah meraih penghargaan bergengsi, yakni 2018 Prince’s Prize for Innovative Philanthropy digelar oleh Yang Mulia Pangeran Albert II dari Monako. Ocean Recovery Alliance berfokus menghadirkan cara berpikir, teknologi, kreativitas, kolaborasi dan inisiatif terbaru untuk meningkatkan kualitas lingkungan laut.

Penghargaan ini merupakan inisiatif global yang sama-sama dikembangkan Pangeran Albert II dari Monaco Foundation serta The Tocqueville Foundation, untuk menyoroti sejumlah proyek dan inisiatif yang telah memicu kegiatan inovatif dalam filantropi, serta mencari sejumlah tokoh dan lembaga yang menginspirasi orang lain dan menunjukkan dampak positif yang besar.




Yang Mulia Pangeran Albert berkata, “Polusi plastik mungkin menjadi salah satu isu mendesak yang harus dijawab, mengingat konsekuensi tragis yang diakibatkannya pada keanekaragaman laut serta dampak negatif terhadap kesehatan manusia.”

Woodring menerima penghargaan ini atas dedikasi, fokus dan ketekunannya selama bertahun-tahun untuk mengurangi polusi plastik. Ocean Recovery Alliance merupakan lembaga nonpemerintah (NGO) pertama yang bekerja sama dengan UN Environment (UNEP) dan Bank Dunia dalam pemberantasan polusi plastik.

Pada 2010, Woodring mengumumkan dua program dalam naungan Clinton Global Initiative: Plastic Disclosure Project (serupa dengan carbon reporting), sebuah program terobosan yang membantu para pemangku kepentingan dalam menghitung volume plastik yang dipakai dan didaur ulang. Demikian juga pengelolaan plastik tanpa limbah; serta program Global Alert, sebuah aplikasi inovatif yang mencakup keterlibatan masyarakat dalam melaporkan titik-titik sampah plastik sebelum mencapai perairan atau laut.




Beberapa inisiatif ini terus berkembang sejalan dengan kebutuhan mendesak terhadap tantangan global ini. Penggunaan aplikasi tersebut membantu upaya menghimpun sumber daya dalam penanggulangan isu polusi plastik. Hingga kini, aplikasi tersebut telah menghasilkan laporan dari 25 lebih negara.

Woodring bilang, “Kami telah mengambil pendekatan berbeda, kreatif namun realistis untuk menangani isu ini pada tingkat global. Berbagai program kami bisa dipakai oleh siapa pun, di negara mana pun, tanpa melibatkan pelarangan, perubahan undang-undang atau perpajakan terhadap plastik. Setiap pendekatan berfokus pada isu plastik setelah digunakan (afterlife), baik melalui perusahaan atau keterlibatan masyarakat.”

Woodring juga Pendiri Plasticity Forum, pertama kali dilansir pada ajang Rio+20 Earth Summit, dan sejak itu kegiatan Plasticity Forum telah digelar di delapan kota di seluruh dunia.

Kegiatan ini menghimpun sejumlah pakar dunia dari seluruh aspek industri plastik untuk berbagi wawasan dan peluang dalam aspek keberlanjutan plastik serta perekonomian sirkuler. Dengan fokus pada desain, inovasi, material, proses daur ulang dan solusi mengurangi limbah, kegiatan Plasticity Forum relevan bagi seluruh sektor usaha.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.