Pemutaran Film JANDI LA SURONG di Jakarta (Sirulo TV)

Emmy F. PurbaEMMY F. PURBA. JAKARTA – Pada hari Sabtu, 23 Maret 2019, film karya anak muda Karo, Jandi La Surong, ditayangkan di Hall Cinema, PPHUI Kuningan, Jakarta Pusat. Jam pemutaran film dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pada pukul 12.30 WIB, pukul 16.30 WIB, dan pukul 22.00 WIB.

Pengunjung mengalami peningkatan yang signifikan pada jam pemutaran ke 2 dan ke 3. Ini menunjukkan tingginya minat warga Karo menonton film ini.

Secara singkat, film Jandi La Surong merupakan film karya Ori Semloko, berkisah tentang asmara 2 orang Karo pada tahun 1960an. Penonton bisa melihat secara visualisasi adat budaya dan kebiasaan masyarakat. Tertera dalam film ini adalah budaya Suku Karo pada tahun 1960an.

Film ini akan membawa kita kembali ke masa tahun 1960an, khususnya kebiasaan warga Suku Karo di Desa Tanjung Morawa saat itu.

JandiLaSurong04_resize

Beberapa penonton berpendapat bahwa film Jandi La Surong adalah film yang bagus dan keren. Salah satu pengunjung yang kami wawancarai, Robinson Ginting Suka, mengutarakan bahwa film ini akan lebih mengena untuk mereka yang berusia di atas 40 tahun. Pasalnya, kata Ginting mergana ini, film ini membawa mereka kembali ke masa lalu, khususnya bagi yang merantau seperti dirinya.

Menurut Robinson lagi, secara umum, kebanyakan orang Karo yang merantau mengalami hal yang sama seperti kisah dalam film Jandi La Surong.

Ketika ditanyakan apakah film ini tidak ada positifnya bagi anak muda Karo di bawah 40 tahun, Robinson mengiyakan dan ambahkan tentu saja banyak.

“Lewat film Jandi La Surong, anak muda Karo akan mendapat pelajaran penting tentang tata krama Karo, adat budaya Karo, Bahasa Karo, dan lain-lainnya terkait keberadaan Karo sebagai suku tersendiri.

Pengunjung lainnya, Roslinta Kaban, mengatakan bahwa film ini sangat bagus.

“Sangat mengaduk-aduk emosinya saat menonton,” kata Roslinta.

Hanya saja, Roslinta menyayangkan karena di dalam film dia tidak menemukan seperti apa kisah Beru Ribu selanjutnya setelah ditinggalkan oleh kekasihnya Tempel Tarigan. Dia merasa penasaran apa yang terjadi terhadap Beru Ribu setelah itutersebut.

JandiLaSurong03_resizeWaktu pemutaran, terlihat panitia sibuk melayani pengunjung yang melakukan daftar ulang untuk tiket mereka. Mereka melayani pengunjung dengan baik dan ramah.

Selain itu, di depan hall terlihat ada beberapa pedagang yang menjual ornamen Karo seperti uis nipes, beka buluh, dan aksesoris yang berhubungan dengan Suku Karo. Ada juga masakan khas Suku Karo seperti cipera, sayur tauco, mi lidi, dll.

Pemutaran film ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting dari Tanah Karo, antara lain Robert Billy Perangin-angin (mewakili Bupati Karo), Alexander Barus, Sahrianta Tarigan, Minola Sebayang, Tonin Tachta Singarimbun, dan Danu Sebayang.

Selesai pemutaran film, seperti biasa diadakan sesi diskusi film, pada kesemparan ini, pengunjung dan wartawan diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan, saran, kritik, pujian kepada seluruh tim dan kru film Jandi La Surong. Ada kesempatan untuk berfoto bersama pemeran utama Femila Sinukaban dan Arjuna Ginting serta bersama tokoh asli dalam film Muhammad Tempel Tarigan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.