Kolom Herlina Surbakti: Pendidikan Abad 21

Pembelajaran kollaboratif dan kooperatif

 

herlina 3Pembelajaran kollaboratif adalah metode pembelajaran dimana siswa/ mahasiswa dibagi dalam team untuk bersama-sama mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang signifikan atau menciptakan proyek yang berarti. Sekelompok siswa yang membahas sebuah topik perkuliahan atau siswa/ mahasiswa dari sekolah yang berbeda, bekerjasama membahas sebuah tugas yang sama pada internet, adalah contoh dari pembelajaran kollaboratif.

Pembelajaran kooperatif, yang menjadi fokus utama pelatihan pembelajaran Abad 21 adalah sejenis pembelajaran collaborative yang spesifik. Pada pembelajaran kooperatif, siswa mempelajari sesuatu yang sudah direncanakan guru terlebih dahulu untuk dikerjakan oleh siswa di dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing siswa bertanggungjawab atas pekerjaan dan hasil kerja kelompok secara keseluruhan yang akan diberi penilaian oleh guru/ fasilitator. Kelompok kooperatif bekerja berhadap-hadapan dan belajar bekerjasama di dalam  sebuah tim.

Di dalam kelompok kecil, siswa/ mahasiswa dapat berbagi kekuatan dan juga memperbaiki keterampilan mereka yang lemah. Mereka mempelajari bagaimana menghadapi perbedaan apabila terjadi konflik diantara mereka. Apabila kelompok kooperatif dibimbing dengan tujuan atau obyektif yang jelas, siswa  akan terlibat di dalam kegiatan yang banyak sekali yang akan membantu mereka untuk memahami subjek yang dipelajari.

kollaboratifUntuk menciptakan lingkungan dimana Pembelajaran Kooperatif dapat berlangsung, ada 3 hal  penting yang harus diingat, yaitu:

  • Siswa harus merasa aman (tidak ada ketakutan) dan juga harus diberi tantangan.
  • Kelompok harus cukup kecil agar semua anggota dapat mengambil bagian atau berpartisipasi.
  • Tugas yang diberikan harus jelas. Juga, pada kelompok kecil pembelajaran kooperatif menyediakan kesempatan dimana:
  • pembelajar selalu aktif;
  • ada kalanya guru menjadi pembelajar ketika kadang-kadang murid yang mengajar;
  • menghargai setiap anggota;
  • proyek dan pertanyaan, menarik dan menantang bagi siswa;
  • Keanekaragaman dihargai, semua kontribusi siwa berharga;
  • Siswa mempelajari keterampilan untuk mengatasi perbedaan apabila masalah timbul;
  • Setiap anggota kelompok belajar dan menarik kesimpulan dari pengalaman dan pengetahuan masa lalu mereka;
  • Tujuan atau ‘goals’ dengan jelas diketahui dan dipergunakan sebagai panduan atau ‘guide’.
  • Alat research seperti Internet diadakan;
  • Siswa bekerja, menyumbang tenaga, usaha dan kegiatan dalam pembelajaran mereka.

Pembelajaran kooperatif dan kollaboratif berbeda dengan pembelajaran dengan metode tradisional karena pada pembelajaran kooperatif dan kollaboratif siswa belajar bersama sedangkan pada Pendekatan Tradisional  siswa diajarkan untuk berkompetisi satu sama lain.

Kollaboratif learning bisa berlangsung kapan saja ketika siswa bekerja bersama. Misalnya, ketika mereka saling membantu satu sama lain  waktu mengerjakan PR. Cooperative learning berlangsung ketika siswa bekerja bersama pada tempat yang sama pada proyek dan aktivitas kelas yang direncanakan terlebih dahulu secara berkelompok. Kelompok yang kemampuannya bervariasi sangat menolong dalam pengembangan kemampuan untuk bersosialisasi.




Kemampuan untuk bekerja bersama dalam kelompok sangat berbeda dengan siswa yang biasa dengan menulis ‘paper’ atau mengahafal sendiri-sendiri dan menyelesaikan setiap pekerjaannya sendiri-sendiri. Di dunia dimana “team player” dianggap sebagai kunci sukses, pembelajaran kooperatif  adalah alat yang paling berguna dan relevan. Karena ini memang hanyalah sebuah alat, dengan mudah bisa diintegrasikan pada kelas yang memakai approaches yang beragam. Kadangkala ada tugas yang lebih efficient apabila siswa  bekerja sendiri-sendiri. Tetapi ada juga tugas yang lebih efficient apabila siswa bekerjasama di dalam kelompok-kelompok kecil.

Riset menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dan kollaboratif membawa hasil positif; spt. pengertian yang lebih dalam dari isi pembelajaran, secara keseluruhan menaikkan tingkatan kemampuan memperbaiki self-esteem, serta motivasi yang tinggi dan selalu fokus pada tugas. Cooperative learning membantu siswa secara aktif dan konstruktif terlibat dengan isi pembelajaran, mempunyai rasa, serta mengatasi konflik dan memperbaiki kemampuan bekerjasama di dalam tim.

Karena merode ini adalah metode student centered maka fungsi guru berubah menjadi FACILITATOR pembelajaran.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.