Kolom M.U. Ginting: Penghargaan Kepada Mahasiswa Universitas Medan Area

Saat mahasiswa Universitas Medan Area (UMA) membersihkan tempat pembuangan sampah desa.

 

Kegiatan mahasiswa IMKA dari Universitas Medan Area dalam memanfaatkan atau ‘mengisi liburan akhir semester’, beramai-ramai turun ke desa, bikin kerja bakti di desa Gunung Meriah (Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo) adalah salah satu contoh gemilang yang patut dapat penghargaan dari masyarakat, Indonesia dan Karo khususnya. Kepala Desa Gunung Meriah M. Sembiring sangat menghargai kegiatan ini. Kegiatan ini juga sesuai dengan cita-cita presiden untuk membangun negeri ini ‘dari pinggir’ atau dari daerah seperti yang sudah sering juga dikumandangkan selama ini.

Semboyan di Sumut yang sudah terkenal dalam berbagai bahasa ‘pesikap kuta kemulihenta’ (Karo) yang artinya perbaiki dan bangun kampung halaman kita, sangat sesuai dengan pembangunan ‘dari pinggir’ itu. IMKA Arih Ersada bersama Karang Taruna bergotong royong membersihkan desa, bangun plank nama jalan dan gapura Selamat Datang di Desa Gungung Meriah.

Dari kegiatan ini terlihat cita-cita anak-anak muda mahasiwa IMKA mengembangkan turisme di daerah Karo dan Desa Gunung Meriah khususnya. Selanjutnya dan, yang paling penting tentunya, menunjukkan dan membangun atraksi nyata yang bisa dijadikan daya tarik khusus bagi turis nasional dan kemudian juga internasional.

Salah satu kelebihan daerah ini ialah alamnya yang indah dan sejuk. Kelebihan inilah ditambah dengan kegiatan lainnya, bidang seni, budaya dan kultur, produksi barang-barang spesifik daerah Karo atau Gunung Meriah khususnya. ‘Seni’ lainnya yang tak kalah pentingnya ialah ‘seni promosi’, langkah-langkah mempromosikan dan mempopulerkan daerah Karo sebagai lokasi turis yang bagus dan indah serta ‘dijamin’ bisa bikin senang dan nyaman bagi para turis, punya kesan indah dan menyenangkan kalau kembali ke tempat masing-masing.

Di dekat Air Terjun Mbulayan

Bandingkan kalau kita sendiri turis ke suatu tempat atau daerah, apa yang membikin kita tertarik kesana. Pertama dan terutama ialah karena namanya sudah dikenal, karena dibantu ‘seni promosi’ itu. Semua bisa bikin terobosan dalam hal promosi ini, juga pemimpin daerahnya, mulai dari bupati terus ke bawah.

Mahasiswa Karo sudah banyak sekali bikin berbagai kegiatan selama ini, dari segi seni, kultur, budaya bahkan di seluruh Indonesia di mana ada mahasiwa Karo dan organisasinya.

Akademisi Karo juga sudah banyak bikin karya dan jasa cemerlang dalam tingkat nasional, bahkan juga internasional, banyak yang membanggakan bagi Karo dan kulturnya. Tentu dengan harapan besar juga tak bisa ditinggalkan akademisi Karo pastilah juga bisa membantu dan mengangkat publik Karo/ daerahnya dari segi keahlian dalam bidangnya masing-masing. Ini demi usaha kebangkitan ‘dari pinggir’, satu pemikiran yang sangat tepat dan sangat sesuai dengan harapan dan perencanaan pembangunan dari Presiden RI Jokowi.

Sekarang, Pemerintah RI sedang sibuk menggiatkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), menirukan kegiatan yang sudah berhasil bagus dan cepat di luar negeri seperti China dan India, 2 negeri yang kaya tenaga kerja dan murah! Tenaga kerja yang berlimpah dan murah inilah dasar utama yang bikin KEK berhasil di kedua negara ini.

Membuat petunjuk jalan menuju air Terjun Mbulayan

Itu juga sebabnya banya fabrik-fabrik AS hijrah ke China sehingga bikin pengangguran besar-besaran di AS dan yang bikin Trump marah dan bikin tegang hubungan kedua negara. Situasi ini telah berakibat menjurus ke situasi perubahan dunia yang sangat ‘menarik’. Trump jadi anti-neoliberalisme, China jadi ‘pro-neoliberalisme’. Setidaknya, begitulah diharapkan oleh neolib itu sendiri atas China, supaya China jadi pendukung neolib. Ini memang terlihat dari sikap China atas free trade movement, berkebalikan dengan sikap Trump sendiri. Momok dan ancamam over-produksiya memaksa China untuk ikut free-trade neoliberal.

KEK dapat fasilitas tertentu dari Pemerintah RI, dibikin di satu daerah/ tempat tertentu yang dianggap bisa mengangkat fungsi perekonomian yang punya arti tinggi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat setempat, dalam berbagai bidang yang dianggap cocok di daerah itu, seperti buka industri, atau ivestasi di bidang lainnya. Di Sumut sudah dibuka KEK Sei Mangke di bidang ivestasi industri (nasib Sei Mangke masih belum jelas, diragukan bisa jadi ‘proyek mangkrak’ seperti puluhan proyek mangkrak warisan SBY yang telah menyerap habis sekitar Rp 140 T).




KEK pariwisata Mandalika Resort Lombok Selatan terlihat akan berhasil, bisa menarik turis mancanegara dengan mengandalkan pantainya yang masih bersih, air laut yang bening, pasirnya lembut, dan juga keramah-tamahan penduduk Lombok dan sikap bersahabatnya yang sangat tinggi. Belakangan ada berita juga bahwa investor dari Korsel akan membangun hotel turis di daerah KEK Mandalika itu.

Bagi Karo, mengingat syarat-syarat keberhasilan KEK di China dan India, tidak mungkin dari segi industri, tetapi tentu mugkin dari segi turisme dan mengembangkan industri turis sebagai sektor dan faktor peningkatan ekonomi, tentu lebih meyakinkan.

Syarat alam sudah tersedia seperti di Mandalika juga, bahkan lebih ‘menggunung’ dibandingkan dengan Mandalika. Di Mandalika sangat diharapkan turis manca-negara yang senang panas matahari, pantai indah dan pasir dengan airnya yang bening dan angin sepoi-sepoi basah he he . .  Sedangkan turis nasional lebih ‘menggunung’, senang alam sejuk dan pegunungan, nyaman dan penduduk yang ramah tamah. Itu semua ada di Karo dan Gunung Meriah.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.