PERBEDAAN DAN HUBUNGAN HARGA CABE MERAH DI INDONESIA — Memikir Kembali NKRI (Bagian 3)

Juara R. Ginting (Leiden) dan Elisabeth Barus (Medan)

Uraian kami di Bagian 1 dan Bagian 2 terhimpun menjadi sebuah peristiwa menegangkan 3 hari terakhir ini terkait dengan naik-turunnya harga cabe merah. Berawal 3 hari lalu, ketika tautan berita SORA SIRULO mengenai harga sayur di Pasar Induk Lau Cih (Medan) kami post ke grup fb Komunitas Petani Cabe Sumut. Beberapa member grup itu menuduh berita kita hoax dan menyarankan untuk “tidak memosting berita harga cabe lagi ke grup itu karena merugikan para petani cabe”.

Kita diam saja meskipun tak ada satupun diantara mereka yang menjelaskan mengapa mereka menilai berita kita hoax.

Kemarin [Jumat 17/12], seseorang memosting berita youtube dari TVOne ke grup fb itu. Di berita TVOne itu dikabarkan harga cabe merah mencapai Rp. 90 ribu/ kg. Pada hari yang sama kita memosting tautan yang mengabarkan harga cabe merah paling bagus seharga Rp. 16 ribu/ kg.

Kali ini, giliran pemosting berita TVOne itu yang dibully sebagai penyebar hoax karena mereka sudah melihat secara lebih dekat ke lapangan kalau berita SORA SIRULO lebih menggambarkan apa yang terjadi di dalam prakteknya. Seperti halnya keluhan-keluhan di grup itu yang mengatakan “harga cabe Batubara hancur”, “harga cabe di salah tempat di Tapanuli yang juga hancur” dan lain-lain.

Kami memang sudah mengetahui harga cabe merah di Jawa tinggi karena curah hujan yang kelewat tinggi. Tapi kami cepat siaga dengan mengumpulkan semua pemberitaan tentang harga cabe merah. Ternyata kemarin itu ada beberapa stasiun televisi yang memberitakan melambungnya harga cabe merah.

TVOne memberitakan [Selasa 14/12] harga cabe merah di Pasar Rawa Sari (Jakarta Pusat) seharga Rp. 100 ribu/ kg. “Padahal, normalnya harga cabe merah hanya Rp. 25 ribu/ kg,” tutur presenter TVOne.

TVOne kembali memberitakan [Kamis 16/12] kenaikan harga cabe merah di Pasar Kosambi (Kota Bandung) dari Rp. 60 ribu/ kg ke Rp. 90 ribu/ kg. Kenaikan harga ini menurut mereka dipicu oleh cuaca buruk di sejumlah daerah di Jawa Barat.

Berita Satu memberitakan [Jumat 17/12] harga cabe merah di Pasar Kebayoran Lama (Jakarta Selatan) Rp. 80 ribu/ kg. Penyebabnya menurut mereka adalah cuaca ekstrim di beberapa daerah yang menjadi asal pasokan cabe merah itu.

KompasTV memberitakan [Jumat 17/12] harga cabe merah di Pasar Central Kota Gorontalo dua kali lipat dari biasanya, yaitu Rp. 90 ribu/ kg.

Di Alay Gegana Group Petani Muda Sukses, tautan berita kita ditanggapi secara lebih diplomatis: “Bukannya harga cabe merah naik?” Mereka memang mempertanyakan berita kita kok justru harga cabe merah anjlog sedangkan mereka mendengar harga cabe merah naik.

Lalu, kita pun menjelaskan kalau harga cabe merah di Jawa memang sedang melambung tinggi sedangkan di Medan betul-betul anjlog. Kita juga melengkapi di pemberitaan kita sebab anjlognya cabe merah di Medan adalah membanjirnya pasokan cabe merah dari sentra-sentra cabe sekitarnya.

Mengapa tidak ada pengiriman cabe merah dari Medan ke Jawa seperti halnya pengiriman tomat ukuran super dari Dataran Tinggi Karo ke Jawa beberapa waktu lalu saat Jawa mengalami paceklik tomat? Sebaliknya, bila harga cabe merah mahal di Medan, membanjir kiriman cabe merah dari Jawa ke Medan.

Di mana rahasianya?

Kiranya cabe merah Sumut tidak tahan lama untuk pengiriman transportasi darat ke Jawa. Soal ketahanan terhadap proses pembusukan, cabe merah Jawa kualitasnya lebih bagus daripada cabe merah Sumatera Utara, termasuk cabe merah Dataran Tinggi Karo. Karena itu, pengiriman cabe merah antara Jawa dan Medan hanya satu arah.

Bagaimana kalau pengiriman lewat transportasi udara?

Sekarang kita kembali lagi ke pembahasan di Bagian 2. Di Bagian 1 sebelumnya kita membahas perbedaan wilayah produksi/ perdagangan, dan Bagian 2 membahas perbedaan tingkat (level) perdagangan. Di Bagian 2 itu kita sudah mengingatkan perbedaan harga di tingkat Pasar Induk, pasar pagi/ sore atau pasar eceran sepanjang hari dan warung sampah sekitar rumah kita.

Dari semua berita televisi mengenai kenaikan harga cabe merah yang kita sertakan di atas (TVOne, Berita Satu dan KompasTV) terlihat liputannya di pasar eceran. Jelas bukan di pasar induk setempat. Perbedaan (gap) harga antara berita SORA SIRULO dengan berita televisi-televisi itu tidaklah bisa dijadikan patokan karena perbandingan harganya tidak setingkat.

Harga SORA SIRULO adalah harga Pasar Induk sedangkan harga yang diliput oleh televisi-televisi itu adalah harga pasar eceran. Oleh karena itu kelihatan perbedaan (gap) harganya sangat lebar. Ringkasnya, pengiriman dengan transportasi udara tidak sangat menguntungkan karena “berat di ongkos”.

Selain itu, Medan atau Dataran Tinggi Karo maupun Batubara kalah saing dengan daerah-daerah lain dalam soal harga terkait beban ongkos. Jawa akan memilih Sumatera Barat atau Sulawesi dan Mataram untuk memasok cabe merah ke sana karena lebih murah terkait biaya ongkos yang lebih ringan.

BERSAMBUNG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.