Perjalanan ke Singkil (NAD)

Oleh EDY S. GINTING

Singkil adalah ibukota Kabupaten Singkil (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam) (NAD). Sebelum mekar, Singkil masih masuk ke wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, sehingga Singkil masih banyak didominasi warga Suku Alas.

Singkil dengan julukan Kota Tauhid Shufi menerapkan Syariat Islam. Di sini, terdapat pelabuhan yang menghubungkannya dengan Gunung Sitoli dan Sibolga (Pulau Banyak)..

Beberapa hari lalu Sora Sirulo berkunjung ke kota indah Singkil [Sabtu 6/8] bersama J. Sari Sihotang dan tim. Berangkat dari Karo Berneh (Kabupaten Karo). Setelah menempuh perjalanan selama 9 jam, tiba di Singkil. Masuk dari Desa Kuta Buluh Berteng (Kabupaten Dairi), melewati Sidikalang yang merupakan ibukota Kabupaten Dairi.

Setelah melewati desa-desa di Pakpak Bharat ke , tibalah kami di Subulussalam. Dari Subulussalam memakan waktu tempuh 2 jam untuk sampai di Kota Singkil [Minggu 7/8: Pukul 05.00 WIB].

Di pelabuhan laut Singkil mata kita disajikan pemandangan yang indah ditambah lagi dengan suara gemericik riak ombak laut menambah keindahan pemandangan laut. Di sepanjang pinggiran laut berdiri banyak cafe untuk bersantai. Mereka menyediakan bermacam-macam menu.

Sebelum memasuki Kota Singkil, sejauh 5 Km, banyak tempat wisata anak laut yang begitu memanjakan mata. Membuat kita merasa nyaman.

Kami sempat berbincang-bincang dengan seorang warga yang punya usaha Kupie Raja, terletak di seberang Kantor Bupati Singkil. Dia bernama Nur. Menurutnya, Kota Singkil masih banyak didiami warga Suku Alas dan Suku Singkil.

Dia juga berasal dari Aceh Tenggara. Sampai sekarang orangtuanya masih tinggal di Aceh Tenggara.

“Di sini masih banyak warga Suku Alas. Saya juga punya banyak keluarga di Aceh Tenggara. Singkil dan Aceh Tenggara tak terpisahkan,” ucap ibu muda ini dengan tersenyum menutup pembicaraan dengan kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.