Pertama Kali Mengikuti Pilpres di Belanda

Oleh: Sria Van Munster-Ginting (Amsterdam)

 

pilpres 8Kemarin, Sabtu 5 Juli 2014, Pilpers Indonesia. Beberapa detik sebelum berangkat, redaksi Sora Sirulo menelepon agar saya membawa laptop. Dengan buru-buru aku ambil laptop, kabel, dan mouse.

Jelas aku sudah ketinggalan untuk kereta Pkl. 10.30 dari Amsterdam menuju Den Haag. Begitu kereta tiba, aku merasa ada yang ketinggalan. Bongkar tas, nyatanya aku tidak membawa surat panggilan dari KBRI dan paspor. (wajib bawa paspor). Terpaksa kembali ke rumah dengan menenteng tas sebelah kiri, tas laptop sebelah kanan, jas di tangan kiri dan payung di tangan kanan.

Udara humit Nederland kemarin membuat capek, keringatan dan haus. Untung ada sebotol air di tas.

“Mengapa aku mesti berangkat? Tak ikut memilih juga tak apa-apa, bukan?” Tanyaku dalam hati,

“Demi perubahan,” jawabku sendiri.

Saat berada di kereta api, aku menerima info dari redaksi Sora Sirulo adanya antrian sangat panjang dengan guyuran hujan. Aku sudah sedia payung sebelum hujan. Aku juga lihat di grup facebook untuk orang-orang Indonesia di Belanda informasi yang sama tentang antrian panjang.

Antrian yang panjang memberi kesempatan untuk berkenalan, bercanda dengan teman sesama bangsa, terutama pemilih-pemilih generasi muda yang energik dan antusias. Beberapa kali saya menanyakan “mengapa kita rela melakukan ini.” Dengan antrian panjang, diguyur hujan, panas (di ruang Hall Kedubes), lapar dan haus.

“Demi perubahan, Buk,” jawab mereka beberapa kali.

Hari ini, lewat facebook seseorang berkata padaku dianya terharu melihat animo yang sangat tinggi dari warga Indonesia yang tinggal di Belanda untuk ikut memilih dalam Pilpress kali ini.

“Aku kemarin dengan beberapa teman datang. Bukan untuk memilih, hanya meramaikan. Tapi, kemarin itu, saya menjadi saksi mata betapa antusias dan positifnya WNI di sini terhadap Pilpres kali ini. Untuk pertama kalinya selama di Holland saya datang menghadiri Pemilu. Sangat disayangkan kami tidak bisa lagi ikut memilih karena sudah menjadi warga negara Belanda,” paparnya dengan meminta namanya tidak dipublikasikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.