Kolom Boen Syafi’i: PERUSAHAAN DAN SERIKAT PEKERJA ITU SAMA SAJA

Di dalam peraturan yang baru (Omnibus Law), kabarnya pesangon karyawan dikurangi? Lah? Emang selama ini semua perusahaan taat Undang-undang dengan ngasih pesangon ke karyawannya? Tidak semuanya. Gini yo Brow, perusahaan dan kalian serikat pekerja itu asline podo welut’e. Mbahe welut malahan.

Faktanya, perusahaan bisa saja tidak memberikan pesangon sepeserpun kepada karyawannya. Dengan cara apa?

Dengan cara mutasi, dipindah-pindah, dari posisi atasan ke tukang kebun, dari posisi GM ke OB, hingga orang yang dipindah-pindah bosan sendiri dan akhirnya mengajukan resign secara sukarela.

Atau ada cara yang lebih ekstrim lagi? Yakni dengan cara memutasi ke tempat yang jauhnya tak terkira.

Misal, anda kerja di Surabaya, tapi karena perusahaan tidak suka dengan etos kerja anda yang malas, suka absen, dan hanya mengandalkan status karyawan tetapnya saja, maka perusahaan berinsiatif memindahkan anda ke “cabang” mereka yang ada di Aceh misalnya.

Melanggar UU?

Tidak, karena anda diperintah oleh perusahaan tempat anda bekerja. Dan anda tidak bisa menolak karenanya. Kalau mau pindah ya monggo, tapi kebanyakan karyawan yang dibegitukan biasanya auto resign dengan sendirinya.

Perusahaan untung karena anda secara sukarela mengundurkan diri. Dan resign hanya mendapatkan satu kali gaji.

Nah di aturan yang baru ini, meskipun uang pesangon berkurang, tapi jelas aturan dan juga pengawasannya. Pilih mana, berkurang tapi anda dapat? Atau tetap tapi tidak dapat, karena selalu saja diakali perusahaan tempat anda bekerja?

Sejatinya yang menentukan besar kecilnya pesangon itu bukan karena aturan UU, melainkan etos kerja anda, loyalitas, serta semangat di dalam bekerja.

Wes gak usah demo-demoan. Tetap semangat bekerja, jangan mau dijadikan bebek oleh pimpinan serikat yang kerjanya cuma ongkang- ongkang kaki narik upeti hasil keringat anda sendiri.

“Lho tapi cuti haid dikurangi lho, Cak?”

Lah? Yang haid wae woles-woles saja lho? Lagian darah di selakanganmu itu bukan haid Di Paidi? Tapi udun alias bisul njebrot.

“Woalah? Aku kira itu haid Cak.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.