Kolom Edi Sembiring: MENUNTUT KEADILAN — Serombongan Petani Karo Jalan Kaki Medan-Jakarta

170 petani berjalan kaki dari Medan menuju Jakarta. Koordinator aksi jalan kaki (Sulaiman Sembiring) mengatakan, mereka jalan kaki dari Medan menuju Jakarta dengan tujuan ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk menuntut keadilan.

Sura br Sembiring, seorang nenek berusia 63 tahun, ikut berjalan kaki ke Istana Negara di Jakarta.

Sura br Sembiring berangkat jalan kaki ke Jakarta dari Medan bergabung dengan Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) dalam memperjuangkan tanah mereka tempati yang telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II.

Simalingkar dan Mencirim adalah 2 kampung tradisional Karo di Karo Hilir yang sekarang wilayahnya di bawah administrasi Pemko Medan dan Pemkab Deliserdang.

Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar dan Mencirim Bersatu (Aris Wiyono) mengatakan, aksi ini sebagai bentuk protes terhadap pemerintah karena areal lahan dan tempat tinggal mereka sejak 1951 telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II. Petani yang digusur adalah Dusun Bekala Desa Simalingkar A dan Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deliserdang.

Ratusan petani dari Kota Medan mulai melakukan aksi jalan kaki tanggal 25 Juni 2020. Sekitar pukul 14.50 WIB, para petani yang terdiri dari para pria, ibu, hingga nenek renta terlihat berjalan dari arah Simalingkar menyusuri Jalan Jamin Ginting dan berkumpul tepat di bawah Fly Over Jamin Ginting.

Dengan penuh rasa haru para keluarga melepas kepergian mereka. Poster-poster yang dikalungkan di badannya antara lain bertuliskan “Negara harus lindungi Petani, “Kami Percaya Presiden Jokowi Masih Punya Hati Nurani Untuk Petani”.

Tahun 2017 petani yang menempati dan mengelola tanah sejak tahun 1951 dikejutkan dengan pemasangan plang oleh pihak PTPN II Deli Serdang yang tertulis Nomor Sertifikat Hak Guna Usaha No. 171/2009 di Desa Simalingkar A.

Selanjutnya pihak PTPN II dikawal oleh ribuan aparat TNI dan POLRI menggusur lahan-lahan pertanian masyarakat dan menghancurkan seluruh tanaman yang ada di dalamnya. Hal tersebut sontak memicu perlawanan dari Masyarakat Desa Simalingkar A, Desa Durin Tonggal dan Desa Namo Bintang (Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang) hingga terjadi bentrokan antara masyarakat dengan aparat keamanan.

Puluhan petani terluka dan puluhan petani lainnya ditahan di Polsek hingga Polres dan dibawa ke kantor Zipur (KODIM). Sampai saat ini, sebanyak 3 orang petani yakni Ardi Surbakti, Beni Karo-karo dan Japetta Purba masih dikriminalisasi.

Jumat, 3 Juli 2020, setelah 8 hari berjalan (300 Km) mereka tiba di Kota Rantau Prapat (Labuhan Batu). Dan kini sedang dalam perjalanan menuju Jakarta. Siang dan malam terus berjalan. Hujan dan panas bukan penghalang untuk berjuang.

“[Nenek] Biring ikut ke Jakarta, masih tahan jalan ke sana?”

“Tahan! …. Memang sudah beberapa kali rakyat ini disiksa… “

https://www.facebook.com/edi.sembiring/videos/3122453727792832/ https://www.facebook.com/edi.sembiring/videos/3122456627792542/

Sumber :

https://daerah.sindonews.com/…/lahan-digusur-ptpn-ii-petani…

https://medanbisnisdaily.com/…/ratusan_petani_deli_serdang…

https://m.jabarnews.com/…/pengemudi-tabrak-pejalan-kaki-di-…

https://m.kumparan.com/…/tanahnya-digusur-korporasi-nenek-u…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.