Petani Sawit Riau Mulai Beralih Komoditi

Arifin GintingARIPIN GINTING. PEKANBARU. Petani sawit Riau sudah mulai melirik komoditi lain. Keadaan produksi kelapa sawit sekarang ini tidak hanya berdampak kepada penghasilan sekarang, tapi lebih dari itu, pemupukan yang diminimalisir saat ini akan berpengaruh selama 2 tahun ke depan.

Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, petani memangkas biaya pupuk dan pemeliharaan tanaman. Dampak dari pemangkasan ini petani menyadarinya sendiri. Justru itu petani juga akan mengambil alternatif ke komoditi lain, seperti kopi, merica, jeruk dan kelapa.

Merica 1
Tanaman merica

“Petani di Desa Langsat Hulu (Kabupaten Kuantan Singingi) sudah mulai menanam kopi dan merica,” tutur Pak Kawal kepada Sora Sirulo di hari ini [Minggu 5/6].

Menurut Pak Kawal, Kopi Ateng yang mereka tanam bagus hasilnya Desa Langsat. Sudah mulai berbuah. Apalagi merica, hanya 7 bulan sudah panen. Harga merica Rp. 230 ribu/ kg. Mereka hanya memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang seluas 0.25 ha.

Begitu juga penuturan Kalvin Brahmana, seorang pengusaha pupuk dan obat-obatan pertanian di Kabupaten Rokan Hulu. Di kabupaten ini, petani asal Sumut sudah mulai banting stir. Mereka mulai menanam kelapa hybrida dan jeruk.

“Kami sangat butuh pupuk kandang untuk tanaman jeruk,” ujarnya.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.