Kolom M.U. Ginting: PIDATO JOKOWI DI KAA

M.U. Ginting 2kaa 4Banyak komentar positif menanggapi pidato pembukaan presiden Jokowi pada Konferensi Asia Afrika (KAA) yang ke 60 di Bandung, termasuk dari partai-partai oposisi seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra. Ex presiden SBY bilang, pidatonya itu merupakan momentum bagi Indonesia untuk bangkit.

Memang tepat momentum yang dimiliki Jokowi dan Inddonesia sekarang untuk menjadi pelopor terdepan menyongsong perubahan dan perkembangan dunia dalam soal-soal penting kemanusiaan, soal keadilan, keamanan dan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih terjajah seperti Palestina. Dalam hal ini, Jokowi melihat kemandulan PBB dan mengajak AA untuk mereformasi organisasi bangsa-bangsa dunia itu (PBB) supaya lebih berani mengutamakan keadilan dan kemerdekaan bagi semua nation dan region dunia.

”Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang.” kata Jokowi.

Ini adalah pernyataan yang sangat berani dan menjangkau jauh. Pernyataan patriotis nasional sepenuhnya didasari pikiran Trisakti Bung Karno bapak proklamator nasionalis Indonesia itu, berdikari secara ekonomi. Tidak boleh lagi menggantungkan nasib dari  pinjaman dan utang yang semakin mengikat leher rakyat negeri ini. Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pebisnis pembunga uang dan lintah darat.

Bank-bank ini sangat ’pandai bisnis’, malah mengangkat orang Indonesia  sendiri di badan direksi mereka sehingga lebih ’gampang’ bikin utang. Kepandaian bisnis mereka ini tak semua pemimpin negeri berkembang bisa melihat, termasuk Indonesia selama ini setelah Soekarno lengser. Sekarang Jokowi lebih pandai lagi dan bisa melihat kelicikan lintah darat ini, dan menyatakan dengan tegas untuk membuang politik dan taktik usang mereka itu.

Pidato Jokowi sangat singkat tetapi sangat bernas dan padat karena mencakup semua persoalan penting dunia sekarang terutama  yang sangat dialami oleh AA.

Jokowi adalah pemimpin pertama dunia di Abad 21 yang begitu berani menegaskan pendiriannya yang pada dasarnya adalah meneruskan cita-cita besar kemanusiaan Bung Karno dalam soal kesejahteraan dan keadilan serta kemerdekaan bangsa-bangsa dunia. Selama 50 tahun cita-cita mulia ini terpendam ditelan bumi setelah Soekarno dan semua konco-konco seperjuangannya di negeri-negeri AA mati atau tersingkir dari kekuasaan. Selama 50 tahun itu berdominasi Kapitalisme Neoliberal yang di Indonesia diwakili oleh 3 bank di atas.

Ketegasan dan keberanian Jokowi tentu tak lepas dari pikirannya yang menjangkau panjang yang dia nyatakan dalam ungkapan Revolusi Mental. Semua kekeliruan masa lalu adalah karena kesalahan cara berpikir artinya untuk pelaksanaan semua yang baru ini harus juga pakai pikiran baru.

Itulah Revolusi Mental, tanpa mana tak mungkn bikin perubahan dan perkembangn baru. Terimakasih, presiden Jokowi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.