ALEXANDER FIRDAUST. MEDAN. Sebuah spanduk dari ormas Pemuda Merga Silima (PMS) yang tampak telah terpajang sejak [Kamis 20/8: Pagi] di Jl. Dr. Mansyur, Pintu IV Kampus USU, Medan menyuarakan dukungan dari ormas PMS ini kepada siapa saja orang Karo yang bakal maju sebagai Rektor USU. Sebagaimana diektahui, Pemilihan Rektor USU akan berlangsung dalam waktu dekat.
“Keluarga besar Pemuda Merga Silima Sumatera Utara Mendukung Rektor USU dari Etnis Karo,” demikian tertulis pada spanduk yang juga disertai dengan logo ormas PMS.
Ketika Sora Sirulo mengambil foto spanduk [Kamis 20/8: Siang], tampak juga beberapa orang yang sedang berdiri di depan Pintu IV USU melihat-lihat ke arah spanduk yang terbentang tepat di atas pagar universitas negeri terbesar di Sumatera Utara ini.
Sejauh ini, keberadaan spanduk juga tampak telah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak diantara kalangan Suku Karo mengapresiasi keberadaan spanduk dukungan PMS terhadap calon rektor USU dari kalangan Karo.
“Apa yang dilakukan PMS melalui tulisan di spanduk ini merupakan upaya tepat dalam menyampaikan aspriasi warga Suku Karo kepada publik. Sudah saatnya orang Karo berani berterusterang menyampaikan aspirasinya demi kemajuan di masa mendatang,” demikian komentar salah satu pengguna Facebook menanggapi foto spanduk PMS yang tersebar di media sosial.
“Bincang Merdeka” rekayasa PPI Australia dalam hubungannya dengan orang Karo dan pemuda Karo saya ikutkan disini dari FB JMS. Bincang Merdeka sangat erat kaitannya dengan apa yang sudah selalu kita bicarakan di milis maupun di SS.
“KELUARGA BESAR PEMUDA MERGA SILIMA SUMATERA UTARA
MENDUKUNG REKTOR USU DARI ETNIS KARO”
“Katakan apa yang harus dikatakan, tulis apa yang harus ditulis, dan sebarkan. Jika hanya diam tak akan ada perubahan. Atau lebih jelek lagi ialah kita yang diubah oleh orang lain,” demikian yang kerap himbauan oleh Kila MU Ginting dari Swedia untuk masyarakat Karo. Dan hari ini apa yang kerap disampaikan oleh Kila ini ternyata secara nyata telah dilakukan oleh Pemuda Merga Silima (PMS). Salut” (AFM).
Saya ikutkan ini karena saya menganggap bahwa soal pendidikan termasuk perguruan tinggi sangat banyak menentukan perkembangan dan kemajuan bangsa ini dan juga tak bisa dilupakan perkembangan dan kemajuan tiap suku/kultur yang menjadi unsur-unsur utama nation negeri ini. Di Sumut adalah USU salah satu faktor utama sebagai laboratorium perubahan dan perkembangan sangatlah patut dibicarakan, dan ini telah dimulai oleh pemuda Karo. USU sebagai laboratorium pekembangan adalah milik semua suku, semua kultur di Sumut. Monopoli atau dominasi satu suku tertentu di pimpinan USU sejak semula sampai sekarang, sangat menghina dan menghambat perkembangan bersama semua suku dan kultur.
Maju terus Pemuda Karo! Laksanakan “Bincang Merdeka” disemua tingkat sosial dan disemua lapisan masyarakat Karo.
MUG
—
Sitik nari tambahen soal USU enda ibas calon Masno Ginting 2005.
— In [EMAIL PROTECTED], “MU Ginting” wrote:
(Message 8078, Fri Nov 23, 2007 1:53 pm)
Mejuahjuah permilis sirulo
Kekuasaan dan dominasi dibidang pendidikan
“Soal keadilan atau ketidakadilan enda nangat kang teridah ibas soal
pendidikan bagepe perguruan tinggi. Ibas pemilihan rektor USU
terakhir, lit sada calon kalak Karo (Masno Ginting). Melala kalak
Karo si mungkin mereken sorana man Pak Masno, tapi la sadape kalak
Karo si mereken sorana man bana. Engkai? Enda me kapken perbahan
hegemoni ras dominasi (power) kalak Tapsel/Mandailing nai-nai nari
seh kuatna i USU. Kalak Karo mbiar mereken sorana man kalak Karo,
terutama perbahan sistem pemilihanna enggo i atur kalak si berpower
enda ndai leben.” Message 22312 milis tanahkaro, Wed Aug 29, 2007
3:51 pm
Sangana Pak Masno nuriken sura-surana jadi calon rektor, payo kel
bagi sikataken Bang KT, kerina dosen Karo ngueken. Tapi enda kapken
ndai ‘ue-ue bere-bere’ nandangi kalimbubu ibas kita Karo, la kam ku
togan Kalimbubu, ninta biasana. Kubahan istilah ‘ue-ue bere-bere’
enda sebab enggo mekatepsa ka aku pe njumpaisa, umumna labo nambah
keringanan tapi nambah kesulitan, terutama adi la simaklumi arti
positif-negatif si tersirat ibas istilah enda, dari segi psikologis
ras sifat kalak Karo, way of thinkingna. Kai kin ndai siutama saat e
man bere-bere adah ndai, la nogan? Encage enggo dung persoalan,
seterusna uga litna bage ka me kari.
Sekalak dosen USU nuriken man bangku, uga ‘akibatna’ man kalak si
milih pak Masno adi ia la berhasil terpilih, terutama karena sistem
pemilihan enggo i atur leben menurut kepentingan si berkuasa i USU.
Si berkuasa i USU (bidang pendidikan Sumut) nai nari emkap kalak
Tapsel-Mandailing. Kalak enda nggunaken teori Power and Domination
Max Weber, kombinasi traditional authority dengan legal rational
authority di negeri berkembang. Sangat efektif! Kekuasaan kalak enda
lenga tersentuh ngayak gundari. Pas kang bagi dominasina i kekuasaan
Sumut, gia enggo lit sitik gerakan ‘antites’ tapi lenga mengganggu
kestabilan dominasi kalak enda. Perjuangan untuk Keadilan, arah enda mungkin atau satu-satunya yang mungkin?
Enda ka lebe sitik
Bujur ras mejuah-juah
MUG
—
Aspirasi PMS adalah aspirasi suku Karo.
Betul AFM menilai sudah banyak perubahan dibandingkan dengan pikiran Karo 10 tahun lalu dalam persoalan rektor USU ini. Ketika 10 th lalu Masno Ginting 2005 mencalonkan dirinya jadi rektor USU situasinya sangat menyedihkan, karena cofidence Karo masih belum setingkat sekarang. Untuk bikin perbandingan saya salinkan situasi ketika itu dari milis infokaro:
[infokaro] Dominasi, Ketidakadilan dan Perjuangan di USU
MU Ginting Sat, 24 Nov 2007 12:49:51 -0800
Dominasi, Ketidakadilan dan Perjuangannya di USU
Walaupun demikaian memang ada satu kelompok tertentu sangat dominan disini,
dan sebagai contoh tidak banyak dosen Karo yang senior dapat mengolkan
anak2nya masuk menjadi dosen di USU kembali dengan jalur dari orang dalam,
tetapi kalau kelompok tertentu itu memang dapat dikatakan sangat mudahlah
mengolkan anak-anak mereka walaupun hanya dengan kualitas rata2
Kalau USU mau fair play dalam penerimaan Dosen kemungkinan besar tiap tahun
ada beberapa karo bisa menjadi staf di sana, namun itulah pulak yang mereka
takutkan dan semuanya telah diatur dengan rapih tentunya. (BHT, Tainan)
Bujur melala BH Tarigan enggo ka kam ichlas mereken penjelasan soal USU man
banta kerina permilis enda. Info ras penjelasan enda enggo nambah pemetehta
soal USU, cara kerja ras sistemna si dominan atau kelompok dominan USU. Entah
lit ka nge persamaanna atau perbedaanna ras dugaanku soal Power and
Domination Max Weber di USU bagi si kupostingken perlebe, banci kang jadi sada
pertanyaan. Kepastian ibas ukurku emkap, dominasi enda labo kuakap pernah
melahirkan fair play asa ndiganpe, la tergantung man etnisna atau kelompokna.
Kelompok dominan tidak bisa lain kecuali melahirkan dan mempraktekkan
ketidakadilan demi menghindari bagi sikatakendu apa yang mereka takutkan dan
semuanya telah diatur dengan rapih tentunya. salah satu dan yang bagi kalak
Karo sangat penting emkap dalam penerimaan Dosen kemungkinan besar tiap tahun
ada beberapa karo bisa menjadi staf di sana. Penjajahan adalah dominasi nina
ibas definisi. Karena penjajahan tidak akan pernah adil, maka
demikian juga dominasi tidak akan pernah adil (fair play). Ngelawan atau
menghilangkan dominasi enda emkap salah sada bagian terpenting perjuangan
untuk keadilan (termasuk dominasi etnis Karo kalau sada waktu muncul dimasa
depan). Kukataken si enda labo lit maksudku kaipe, selain ngataken pokok-pokok
pikirenku tentang Kontradiksi Pokok Dunia yaitu Perjuangan Untuk Keadilan,
ijenda perjuangan ras pendekatan penyelesaiannya secara praktis dalam konteks
lokal (Sumut), ibas bidang pendidikan tinggina. Gia enda tentu la lepas bas
basis kekuasaan propinsi Sumut nari (soal perjuangan keadilan ibas kekuasaan
Sumut enda enggo kang melala sicakapken terutama ibas soal pemekaran daerah).
Sada si nambah kebanggan ka man banta kerina soal kalak Karo enda disamping
si negatifna kerina si enggo ituriken teman-temanta i milias enda, tapi arah
penjelasan ras info si tulisken BHT enggo ka teridah mbelin si positifna,
misalna nina Orang karo kan type nya peneliti, hampir semua Konsultan Jakarta
Suka memakai dosen Karo sebagai tenaga ahlinya, kita mampu menyelesaikan banyak
masalah yang rumit dan meditail. Enda payo kel kuakap, sesuai ras sifat-sifat
sejati etnis Karo, way of thinking and way of life-na serta dedikasina. Sifat
analitis Karo ras sifat bujurna teridah kang bas sikataken BHT ibas penerimaan
Dosen, kemungkinan besar tiap tahun ada beberapa karo bisa menjadi staf di
sana, tapi apa boleh buat, sifat analitis ras kejujuran enda la lit atau lenga
lit inganna i USU, gia sifat-sifat khusus enda sangat dibutuhkan dalam
perkembangan atau dalam menciptakan prasyarat perkembangan, di USU, Indonesia
maupun dunia. Engkai maka la lit inganna i USU? Enggo me
terjawab secara garis besar (idatas).
Tapi engkai maka justru kalak Karo? Enda nggedang denga jawabna, gia enggo ka
nge kuakap mekatep siranaken secara garis besar i milista, emkap ibas cakap
Karona, perjuangan etnis sebagai sada bagin ibas kelanjutan “hukum rimba” i
babo doni enda (Shodan Purba), atau bahasa kalak Barat nina sekalak professor
Ruth Lapidoth: ethnicgroups self-assertion and ethnicgroups struggling for
power (kerina ragam power dan dimana saja). Dan seterusna, dominasi harus
diikuti oleh kekuasaan yang legitim (Weber). Enda enggo terjadi terus menerus
tanpa ada istirahatnya, terutama sejak kemerdekaan dan sangat menyolok di zaman
Orba (pemerintah ikut aktif membantu).
Melala kita Karo bagepe etnis-etnis minoritas lainna i Indonesia atau seluruh
dunia, remang-remang denga pengidahna soal idatas enda. Engkai?
Menam banci kita masing-masing saja njawab pertganyaan enda.
Engkai maka la si idah enda sangana lenga reh Belanda ku Indonesia.
Engkai maka la siidah enda sangana kita merangi kalak Belanda.
Engkai maka la siidah enda enca kita merdeka ibas zaman orla.
Engkai maka la siidah sangana ibas zaman Orba (gia enggo mulai lit
kecurigaan dan perasaan).
Engkai maka enggo mulai siidah gundari (atau bagi sikataken Martin
Peranginangin bas milista, Orde baru seharusnya minta maaf kepada seluruh
orang Karosehkel payona) gia enggo bage dekahna kita la ngidah, engkai maka
mulai siidah ibas zaman reformasi ras era ethnic revival atau cultural revival
dunia, terutama enca ngidah jutaan korban perang etnis di dunia ibas
kebangkitan etnis-etnis dunia, termasuk ribuan i Indonesia sebagai korban
kebangkitan berbagai etnis atau dendam etnis.
Engkai maka enggo ka mulai siidah i USU ras Sumut?
The veil of ignorance, selubung ketidaktahuan atau ketidakpengetahuan ku
pinjam istilah John Rawls ibas teori keadilanna nari (gia ijenda labo bali bagi
simaksudken Rawls), sebab ijenda ateku cuma menekankan selubung adah ndai si
enggo bage dekahna nutupi mata kalak Karo ras banyak etnis lainnya seperti
Dayak, Simalungun, Pakpak dsb selama perdalanen zaman-zaman si enggo kukataken
idatas. Ijenda maksudku labo memberatken kalak sideban nutupi matanta alu
kedok/selubung adah ndai, tapi kita sendiri nge nutupi banta, maka cocok kuakap
istilah ignorance persis bagi si pake Rawls, ertina labo lit si maksaken make
kedok/selubung adah ndai (gia paksaan enda pe tentu terjadi kang, kalau sengaja
menipu, misalnya dengan kedok satu nusa satu bangsa lantas seenaknya saja
mengambil tanah ulayat atau SDA orang lain atau etnis lain, atau dengan kedok
pancasila memperlakukan tidak manusiawi semua etnis-etnis lain yang dianggap
tidak beragama karena agamanya tidak diakui di zaman
Orba atau sekarang juga?). Selubung ignorance si kumaksudkan ijenda, kita nge
ngenca sibeluh nalangisa, la perlu bantuan kalak sideban, adi kinpe mungkin lit
kang kalak simbantu. Adi sipasang terus selubung ignorance enda ndai, la kita
banci ngidah perjuangan enda ndai, atau la mungkin kita memperjungkan keadilan
adi la siidah ketidakadilan.
Faktor Intern ningku biasana. Enda me si menentukan, kita sendiri nge
simenentukan perkembangan ras kelanjutan perkembangenta sebagai etnis. Salah
kin kita adi ngidah ketidakadilan di USU atau di kekuasaan Sumut misalna ibas
pembagian Dana Pendidikan tahun lalu?
Salah kin kita adi kita berjuang untuk menghilangkan ketidakadilan enda?
Maksudku kedungenna kari termasuk memperjuangkan ketidak adilan man kerina
etnis i Sumut apai pe la erndobahen, tapi man banta fokus ku etnis Karo sebab
kita kapken kalak Karo, ibas perjuangan abadi antar etnis atau kelanjutan
hukum rimbaadah ndai, janah perjuangan banci terfokus. Bagepe la ka bo
mungkin kita ngatas namai etnis sideban memperjuangkan ketidakadilanna. Biarlah
semua etnis membuka sendiri veil of ignorancenya masing-masing, termasuk
etnis-etnis dominant si enggo ngidah ketidakadilan yang ditimpakannya atas
etnis lain seperti di USU, Sumut, Kalbar, Kalteng atau Maluku.
Makana sasaran ras tujuan akhir perjuangan enda pasti nge kerina kita, kerina
etnis nge kari si menikmati hasil perjuangan kalak Karo enda, ertina
keadilan, kerina nge harus menikmati. Adi lit denga etnis i Sumut si lenga
menikmati, enda ertina lit denga ketidakadilan antar etnis. Keadilan antar
etnis enda kapken dasar perdamaian dan kedamaian antar etnis. Ketidakadilan
akan selalu mendatangkan pertengkaran atau perang, perang etnis, perang lokal
atau bahkan perang dunia. Perjuangan enda simulai bas Karo nari, la mungkin
mulai i Pusat nari (gia lit bantuan Pusat nari misalna kalak Pusat si sedar
perjuangan enda, tapi enda faktor extern ngenca, banci mempengaruhi mempercepat
atau memperlambat, tapi la menentukan). Faktor si menentukan perkembangan Karo,
tetap nge faktor intern adah ndai, ertina etnis Karo atau Karo sebagai etnis.
Enda ka lebe sitik nake . . .
Mejuah-juah kita kerina
MUG
—