POLISI PENGAYOM MASYARAKAT — Serta Peduli Budaya dan Adat

Oleh RAJAB TARIGAN

Tulisan ini berisi kisah inspiratif seorang polisi dari Desa Sukarame (Kecamatan Munte, Kabupaten Karo) bernama Nduri Tarigan yang merupakan penganyom masyarakat dan peduli Budaya Karo. Penulisan kisah ini bertujuan mengetahui sejarah dan mengenang Alm. Nduri Tarigan.

Sekaligus memotivasi anak-anak, cucu-cucu, dan generasi muda.

Pada tahun 1925, lahir dari pasangan Ngayak Tarigan dan Ndeheri br Sembiring seorang anak laki-laki yang diberi nama Nduri Tarigan di Desa Jaranguda (Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo). Anak yang tampan ini tumbuh menjadi seorang laki-laki yang belajar di Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1910 – 1920 di Desa Jaranguda.

Nduri Tarigan yang bersaudara 5 orang ini memiliki karakter berbeda dari saudara-saudaranya. Dia suka merantau hingga menjadi polisi pada tahun 1950. Nduri Tarigan yang masa anak-anaknya di Desa Jaranguda dan Desa Bunga Baru (Kecamatan Tigabinanga) ini memliki sifat yang peduli budaya Karo.

Salah satu anak kandung beliau Bangsa Tarigan mengatakan, “ kami 8 bersaudara. Saya salut kepada ayah karena beliau jujur, tegas, disiplin, dan menepati janji. Dalam menjalankan tugasnya, dia selalu mengajarkan kemandirian dan kejujuran.

Itu adalah hal yang penting dalam bertugas dan menjalani kehidupan. Selain sebagai abdi negara, beliau juga peduli dengan Adat dan Budaya Karo. Ini dibuktikan ketika saya masih kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Saat itu, beliau menghadiri sebuah pesta adat. Saat itu pula ayah, mengajarkan saya untuk mengenali Adat dan Budaya Karo serta mengenali Kalimbubu, Anak Beru, Sembuyak, dan Senina.

“Ayah juga memiliki sifat pemberani dalam menjalan kan tugas sebagai abdi negara dan menegakkan Hukum di wilayah tempat ayah bertugas “ 

Keinginan Nduri Tarigan menjadi polisi muncul saat dia tinggal di Desa Ujung Deleng (Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang). Kebetulan ada yang mengajak. Dengan melihat potensi yang ada pada Nduri Tarigan, dia pun lulus masuk polisi pada waktu itu.

Dia langsung ditempatkan di Desa Tiga Nderker (Kecamatan Tiga Ndereket, Kabupaten Karo).

Seorang polisi yang sederhana. Dia mampu menghidupi 8 anak dengan rata-rata tamat SMA ini sangat luar biasa. Dalam bertugas, beliau menggunakan ilmu psikologi menangani kasus-kasus yang ada. Misalnya, Nduri Tarigan bisa melihat dari raut wajahnya saja seseorang berkata jujur atau berbohong.

Pada tahun 1952, Nduri Tarigan dan Saber br Sembiring melangsungkan pernikahan. Mereka dikarunai 8 orang anak. Sebagai seorang polisi yang pernah bertugas di Desa Sukarame (Kecamatan Munte, Kabupaten Karo) hingga pensiun di Desa Sukarame.

Sebagai seorang polisi yang berpangkat PELTU (Pembantu Letnan Satu) pada masa itu, selain menjaga ketertiban dan keamanan Desa Sukarame, beliau juga aktif dalam kegiatan sosial/ budaya. Dia sering selesai tugas menjadi polisi mengunjungi keluarga di Simalingkar (Medan) dan desa-desa di Kabupaten Karo. Ini menunjukan beliau BERADAT.

* Penulis adalah alah satu cucu Alm. Nduri Tarigan
yang saat ini aktif di LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Kabupaten Karo sebagai Kepala Penguataan Hubungan Antar LPA Karo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.