Kolom M.U. Ginting: Politik Harga BBM

M.U. GintingEffendi Simbolon dari golongan yang tak diakomodasi oleh Jokowi di kabinetnya telah melancarkan DPR tandingan. Sebagai ’shock therapy’ bagi KMP dan bagi orang-orang introvert di kubu KIH, dia telah berhasil mendorong ’taman kanak-kanak’ Indonesia itu menjurus ke musyawarah dan perundingan untuk menyelesaikan persoalan. Orang-orang extrovert yang tak diakomodasi itu telah membikin gebrakan bermanfaat yang bersifat sepintas.

Effendi Simbolon tidak berhenti di situ saja. Sekarang dia menemukan tema lain; yaitu BBM yang selalu merupakan tema politik dan ekonomi yang vital dan selalu aktual. Dia menuduh wk presiden JK yang berada di belakang inisiatif kenaikan harga BBM. Dia langsung menuduh Jokowi tak elok juga, terlalu banyak lawan. Dengan menitikberatkan ke JK yang juga seorang extrovert (Bugis), persoalan agak ringan, hanya antara sesama extrovert, tak begitu mendalam dibandingkan kalau bikin persoalan dengan orang-orang introvert.


[one_third]Strategi Konvensional[/one_third]

Effendi Simbolon memakai strategi konvensionel, yaitu logika ’menaikkan BBM bikin rakyat lebih menderita atau lebih miskin’. Tidak ada yang tidak percaya akan jargon ini, karena memang begitu, kalau hanya dilihat dari segi itu saja. Tetapi kalau dilihat dari segi data-data yang baru saja dikemukakan oleh Jokowi, maka dari menghentikan subsidi BBM (alasan penghentian adalah logis) dan akan menghasilkan ratusan triliun rupiah dan akan bisa lebih dari cukup membiayai KIP, KIS dan KKS. Tiga kartu ini akan mempengaruhi langsung kehidupan keluarga miskin secara positif, tak tergantung dari apakah BBM turun atau naik.

Adanya dua macam manusia (introvert dan extrovert) di PDIP membikin partai ini lebih hidup dan dinamis dalam menghadapi soal-soal politik. Orang-orang extrovert bikin persoalan dan akan selalu begitu, karena sifat alamiahnya yaitu stimulasi extern. Bagi mereka bikin persoalan adalah naluri hidupnya, atau seperti yang dibilang oleh DR RE Nainggolan, ’orang Batak di bawah sadarnya menghayati kehidupan sebagai perlombaan dan dia ingin menang’. Berkebalikan dengan orang Karo yang bilang sikuningen radu megersing siagengen radu mbiring, yang artinya sama menang dan sama-sama kalah, atau win win solution.

Betul sekali memang perumusan DR Nainggolan itu. Dalam tubuh PDIP sudah banyak yang mengerti situasi yang unik orang-orang extrovert ini. Dalam hubungan tuduhan Effendi, Puan bilang ’menjunjung tinggi kebebasan berbicara’. Puan sudah mengerti kalau orang-orang ini banyak bicara dan akan selalu begitu. Stimulasi extern tadi. Dan perlombaan tadi. Puan sudah melihat positifnya juga seperti ’shock therapy’ dan diskusi yang semakin mendalam dan semakin ilmiah soal BBM.

Dari segi internasional harga BBM semakin turun. Sebab utama ialah adanya pengolahan besar-besaran shale oil yaitu  minyak dari serpih batu organik di USA. Dari studi yang sudah ada, persediaan shale oil ini dua kali lipat lebih besar dari persediaan minyak petroleum. Sebab lainnya juga ialah peningkatan kesedaran manusia, terutama kesedaran lingkungan. Pengurangan konsumsi luxury dan senjata-senjata canggih alat pembunuh manusia (produksi militer).

Banyak negara-negara OPEC sekarang tetap  meningkatkan produksinya biar harga turun. Terutama Saudi Arab yang katanya mau berlomba siapa yang tahan lama dalam perlombaan menurunkan harga minyak. Banyak negara produksi oil petroleum kabarnya akan bangkrut kalau harga minyak di bawah 50 dollar per barrel.

Dari tantangannya kelihatan hanya Saudi Arab yang akan bisa bertahan di bawah 50 dollar per barrel. Kita lihat saja, biar bagaimanapun perkembangan ini sangat menarik, termasuk bagi Indonesia yang mau membangun kilang minyak sendiri. USA sekarang sudah jauh menurunkan import petroleumnya dan sudah mengexport shale oilnya dalam jumlah besar ke Kanada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.