Kolom Eko Kuntadhi: PRABOWO MENGAMBIL HATI ZIONIS ISRAEL

Prabowo bicara. Dia tidak mempermasalahkan Australia memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

 

Israel memang memaksa seluruh dunia mengakui ibukotanya yang baru. Dengan memindahkan ibukota ke Yerusalem, Israel ingin mengatakan mereka kini sudah menguasai 100% tanah yang penuh konflik itu. Mereka menjadi ‘pemikik’ tempat suci 3 agama Ibrahimiyah. Di Yerusalem ada Masjidil Aqsa, tempat Kanjeng Nabi Muhamad Isra Mi’raj. Ada Betlehem, di mana Yesus Kristus dilahirkan.

Ada juga tembok ratapan, lokasi suci umat Yahudi.

Dengan memindahkan Ibukota Israel ke Yerusalem, kaum zionis ingin mengatakan merekalah pemenang sesungguhnya dari konflik lahan dan keyakinan yang telah berlangsung puluhan tahun ini. Sebab, secara resmi dunia mengakui kota suci Yerusalem kini berada dalam genggaman Israel.




Sebagai ibukota pemerintah Israel punya wewenang membongkar lokasi-lokasi suci bagi umat Islam atau Kristen di Yerusalem. Alasannya bisa untuk mengembabgkan kota dan alasan-alasan teknis lainnya. Ini berjalan di bawah pandangan mata dunia.

Ketika Masjidil Aqsa dihancurkan maka perlawanan dunia Islam pada penjajahan Israel dimungkinkan meredup. Paling-paling meledak besar hanya di awal, tapi lama kelamaan akan meredup juga. Apalagi yang mau dibela atas nama agama, wong situs sejarah sudah dirombak.

Yang ke dua, dalam jangka panjang, solidaritas dunia Islam pada Palestina akan kehilangan relevansinya. Penjajahan Palestina hanya akan jadi kisah kolonialisme biasa. Tidak ada lagi semangat agama dalam pembelaannya.

Karena itu, sejak dulu, pemerintah Indonesia sangat menentang aksi Israel di Palestina ini. Hampir di banyak forum dunia Indonesia berkali-kali menegaskan posisinya menentang penjajahan Israel termasuk mengecam dengan keras perpindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Jokowi bahkan mengambil langkah maju dengan meningkatkan status perwakilan Indonesia di Palestina menjadi Kedutaan Besar. Sebuah simbol diplomasi pengakuan dan dukungan penuh pada kemerdekaan bangsa Palestina dari Indonesia.

Sebab, memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajah Israel merupakan amanat UUD kita yang mengakui kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Sampai sekarang Indonesia tidak mengakui keberadaan Israel. Tidak berhubungan secara diplomatik dengan Israel. Dan menentang setiap langkahnya menjajah Tanah Palestina.




Tapi, ke mana tetiba seorang Calon Presiden seperti memberikan dukungan pada Israel? Saya yakin itu bukan statemen biasa. Apa yang dilontarkan Prabowo adalah sebuah langkah untuk menarik dukungan dari negara zionis tersebut.

Prabowo tahu AS, Israel dan sekutunya saat ini masih menguasai dunia. Mereka bisa mengacak-ngacak negara lain yang dianggap menghalangi kepentingannya. Politik luar negeri Indonesia sampai saat ini berdiri dengan tegas menentang Israel. Kini Prabowo hadir untuk membela kepentingan zionis.

Ada banyak kemungkinan dari dukungan Prabowo kepada Israel. Pertama, dia seperti meminta bantuan kekuatan AS dan Israel untuk membantu mendudukkan dirinya di kursi Presiden RI. Seperti banyak rezim boneka di dunia yang menghamba pada kepentingan AS dan Israel. Tentu saja dengan menjual harga diri bangsanya sendiri.

Ke dua, kita tahu, hubungan bisnis Hasyim dan Nathaniel Philip Victor James Rothschild sangat erat. Mereka pernah bersekutu pada perebutan saham Bumi Plc beberapa tahun lalu.

Nat Rothschild adalah bungsu dari 4 anak dari pasangan Jacob Rothschild dan Serena Mary Dunn. Jacob merupakan keturunan ke empat dari keluarga terpandang Yahudi, Rothschild. Nama keluarga itu menjadi nama jalan di jantung Ibu Kota Tel Aviv, Israel.

Rothschild sendiri adalah pengusaha yang habis-habisan mendukung gerakan zionis Israel untuk menguasai tanah Palestina. Statemen Prabowo yang tidak menentang pemindahan kedutaan besar Australia ke Yerusalem pasti menyenangkan hati keluarga Rothschild.

Entah kompensasi tingkat tinggi apa yang diperoleh dengan mengeluarkan statemen seperti itu. Sebab itu adalah statemen politik yang telanjang. Sebuah dukungan pada negara Yahudi dari seorang calon Presiden negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini.




Saya melihat Prabowo kini seperti orang kalap yang memainkan segala macam langkah untuk mendapatkan dukungan. Dia menyebar ketakutan, timnya sering menyebar informasi tanpa data, kini dia seperti ingin mengambil hati Israel.

Yang mengherankan orang-orang yang kayaknya paling ngotot membela Palestina kini asyik-asyik saja berdiri mati-matian membela Prabowo. Mereka yang sedikit-dikitnya bawa ayat dan hujjah, cuek bebek ketika junjungannya ngomong seperti itu.

Mungkin Prabowo paham. Pendukungnya bukan orang yang hatinya betul-betul mau membela Pastina atau kehormatan umat Islam. Para pendukung yang berdiri di belakang Prabowo hanya menjadikan agama sebagai slogan politik saja. Bukan serius-serius amat.

Di mata mereka, isu Palestina berharga untuk mengumpulkan sumbangan bermodal tagarĀ #SavePalestina. Tapi bukan betul-betul ingin melawan penjajahan Israel. Toh, sebagian sumbangan umat Islam Indonesia akan masuk ke kantong para pengepul sumbangan itu juga.

Coba lihat, para pendukung Prabowo biasanya punya pandangan buruk tentabg Iran, Basyar Asaad, atau Hizbullah. Padahal Iran, Asaad dan Hizbullah sampai sekarang paling ngotot membela kepentingan Palestina di dunia. Pendukung Prabowo rerata sangat memuja Erdogan atau Saudi. Padahal Erdogan dan Salman berhubungan baik dengan Israel.

Aneh, kan?

Itulah politik. Bagi saya statemen Prabowo bukan lontaran biasa. Statemen itu semacam cara mengemis dukungan, baik politik maupun finansial dari penguasa keuangan dunia: kaum zionis.

Mau tahu kaum yang otaknya terbalik? Yaitu mereka yang ngotot Save Palestina tapi tetap mendukung Prabowo.

“Iya. Sikap mereka itu mirip polisi tidur yang berharap mimpi basah,” celetuk Abu Kumkum.

Gak jelas!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.