Oleh: Mustahari Sembiring sang muham – Bagaimana aku bisa mencatatkan suara hatiku di lembaran malam gulitaAku gagal membujuk waktu agar henti atau setidaknya mampir di beranda tanpa waktu mengurai kelaziman terbelengguTerus membuntutimu aku tak mampu, mengais harapan di antara sampah kekecewaan, serupa pemulung mengoleksi surat suara jauh sebelum pencoblosan dilakukanKatakan padaku dengan bahasa langit mengapa dedaunan jatuh ke bumi memeluk tanah lalu dilupakan seperti kita akhirnya memeluk tanah dan dilupakan(J) Pondok bambu istanaku, Kamis 16 Mei 2013 . 20:42 wib.-Foto: Yanta Surbakti Post navigationBand Perempuan Karo Rosis Iringi Penyanyi-penyanyi Top Karo Puisi: UNTUK AYA