Oleh: Maria Timmen Surbakti (Jakarta)Foto: Pierre Daniel Sebayang Sudah berapa hari lalu, langit berubah warna Warna api dan asap gunung kami bergumam kenapa lagi anak ini membakar lelah untuk dijadikan bara Malam ini kami penuh dahaga Berbaring mengecap titik-titik air langit kami habiskan malam Bersama pekat dan bintang-bintang bisu kami bercengkrama dengan alam Bersama lagu dan pohon-pohon yang tertidur lesu Sepasang batu kali dari mata air kami jadikan kalungdalam temaram lembayung senja kemerahan, menanti hujan Basahi abu vulkanik menanti merindukan kebebasan, musim yang akan tiba, dan kepak sayap kupu-kupu kuning musim ladang kamiNoV 2013 Post navigationPuisi: REMANG ABU Sora Sirulo Top 10: Menci Duit (Sinar Ginting) ke Puncak