Oleh: Ita Apulina Tarigan
Pelan pasti malam merayap
Jendela menghitam cerminkan malam
Kita berhadapan di batas cairan LCD
Malam kelam separuh bumi
Matahari memilih jalan panjang di situ
Engkau bagikan cahayanya padaku
Hingga malam di sini seperti siangmu
Berkilo debu jalanan kita santap
Angin malam bagian darah kita
Luka-luka lukiskan cinta penantian
Bersama malam kita rambah hari depan
(Kantor, 17052013)