Malam Refleksi HUT Medan ke 425

refleksi 2

 

alexander firdaustALEXANDER FIRDAUST, MEDAN. Belasan pemuda dan jurnalis Karo berkumpul di Monumen Guru Patimpus Sembiring Pelawi Jl. S. Parman (Medan) [Rabu 1/7: Dinihari] dalam rangka Refleksi Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan ke-425.

Beberapa pemuda Karo yang hadir, diantaranya Oki Teger Bangun, Denhas Sembiring Maha, dan Jefri Herdianta Sitepu. Turut hadir kalangan jurnalis Karo dalam Refleksi HUT Kota Medan ke-425 diantaranya Hujan Tarigan, Kadri Boy Tarigan, Averiana Barus, Dedi Sinuhaji, dan Ahmad Arief Tarigan.

Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengenang Guru Patimpus Sembiring Pelawi sebagai pendiri Kota Medan melalui Reflesi HUT Kota Medan ke-425, diantaranya adalah pembukaan acara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara kemudian dilanjutkan dengan Kata Pembuka yang dibawakan oleh Oki Teger Bangun. Dalam Kata Pembuka yang dibawakannya, Oki Bangun berpesan kepada seluruh peserta agar generasi muda Karo hendaknya dapat turut serta dalam membangun Kota Medan dengan semangat aron.

Aron merupakan sebuah konsep pola kerjasama dan tolong menolong pada Suku Karo. Konsep ini sebenarnya sangat tepat digalakkan dalam membangun Kota Medan ke depannya,” ujar Oki.

Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama terhadap korban jatuhnya pesawat Hercules di Padangbulan (Medan) [Selasa 30/6: Siang] yang menelan seratusan korban jiwa. Pada kesempatan berikutnya, Ahmad Arif Tarigan tampil berbicara dalam rangka memperkenalkan Guru Patimpus Sembiring Pelawi sebagai pendiri Kota Medan yang juga dikenal sebagai seorang tabib.

refleksi 3

“Pada zamannya, Guru Patimpus Sembiring Pelawi yang dikenal sebagai seorang penyembuh telah berhasi membangun suatu kota yang kini telah ramai ditempati oleh beragai suku bangsa. Kita orang Karo yang hidup pada zaman modern ini perlu juga bercermin dari apa yang telah diperbuat oleh Guru Patimpus. Sudahkah kita membuat karya, seperti halnya karya yang ditorehkan oleh Guru Patimpus yang mendirikan Kota Medan dan kini telah beralih menjadi Kota Metropolitan?” ujar Ahmad Arief mempertanyakan.

Setelah Ahmad Arief memaparkan tentang sosok Guru Patimpus kepada para peserta malam refleksi, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Taneh Karo Simalem yang dipandu oleh Averiana Barus.

Pada kesempatan berikutnya Hujan Tarigan yang dikenal sebagai seorang jurnalis sekaligus penyair tampil membacakan sajak mengenai keberadaan Kota Medan. Dalam sajaknya, Hujan Tarigan menekankan agar semangat Guru Patimpus Sembiring Pelawi sebagai pendiri Kota Medan hendaknya dapat menjadi contoh dan panutan kepada generasi muda, khususnya generasi muda Karo.

Setelah Hujan Tarigan membacakan sajaknya, dilanjutkan dengan pemaparan dari masing-masing peserta mengungkapkan pemahaman mereka tentang Kota Medan. Berbagai pendapat menarik mengemuka pada saat pemaparan pemahaman peserta terkait keberadaan Kota Medan, mulai dari pemaparan tentang sosok Guru Patimpus, hingga keberadaan Kota Medan kekinian yang dianggap sebagai miniatur Indonesia yang masyarakatnya terdiri beragam suku bangsa dan juga kepercayaan.

Kegiatan selanjutnya, yakni doa refleksi bagi para korban erupsi Gunung Sinabung yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan meniup lilin yang menandai bahwa Kota Medan kini telah berumur 425 tahun.

Setelah peniupan lilin dilaksanakan, acara kemudian berakhir dan ditutup dengan menyanyikan lagu Mejuah-juah. Para peserta juga turut menari bersama diiringi musik kulcapi dan keteng-keteng, serta surdam.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.