Revitalisasi Karo

Oleh: Paulus Jepe Ginting (Jakarta)

 

Paulus Jepe Gintingpaulus jepe ginting 2Di tahun politik Pilkada seperti sekarang ini, banyak orang peduli bersuara. Juga banyak tidak peduli alias masa bodo terhadap situasi dan proses politik yang sedang berlangsung.

Apapun posisi pilihan kita, siapa pun calon menjadi pilihan kita, hendaknya kita lakukan dengan cerdas. Informasi yang kita sampaikan untuk mendukung pilihan kita, seharusnya dengan cara terbuka dan jujur tanpa harus ditutup-tutupi. Kita berkewajiban mengemukakan kelebihan calon pilihan dengan argumen dan alasan yang jelas. Saatnya model-model pencitraan belaka ditinggalkan.

Rakyat pemilih cerdas harus diberi informasi yang cerdas pula. Hal ini penting karena merupakan pertaruhan terhadap perubahan kehidupan masyarakat untuk 5 tahun ke depan. Rakyat kita telah lelah dalam permainan politik yang gelap, yang membuat mereka cenderung memilih pemimpin yang salah. Memilih pemimpin yang salah berakibat pada kehidupan langsung rakyat.

Model kepemimpinan publik yang diidamkan dewasa ini, terarah pada mereka yang pada dirinya harus melekat sejumlah kriteria positif, yang dipandang oleh masyarakat sebagai suatu nilai yang layak. Kejujuran, keberanian, integritas, wawasan luas, paham persoalan masyarakat, cerdas, kuat mental spiritual dan fisik, adalah sejumlah kriteria yang diinginkan dimiliki oleh seorang pemimpin.

Maka kita semua tidak boleh main-main dalam Pilkada kali ini.

Kabupaten Karo untuk beberapa tahun belakangan sangat terpuruk di semua bidang. Bencana alam berkepanjangan, masyarakat dihajar Narkoba, judi, HIV/ AIDS, prostitusi, suap dan korupsi. Kondisi ini harus segera berubah. Perubahan dapat terjadi kalau ditangani secara tepat oleh orang yang tepat dengan metode strategi yang tepat.

Perekonomian kacau balau, potensi tak tergali, terjadi pembiaran berkepanjangan, harus segera diakhiri. Semua lini perekonomian harus direvitalisasi. Berikan kesempatan kepada ahli yang punya harga diri.

One thought on “Revitalisasi Karo

  1. Bagi saya sangat mengesankan pendapat PJG dalam tulisannya ini. Dia bisa dengan tepat menggambarkan situasi gawat sekarang dan menghimbau supaya situasi Tanah Karo yang menyedihkan dan berbahaya itu harus segera diakhiri, artinya harus ada perubahan.

    PJG katakan: “Saatnya model-model pencitraan belaka ditinggalkan. Rakyat kita telah lelah dalam permainan politik yang gelap, yang membuat mereka cenderung memilih pemimpin yang salah, masyarakat dihajar Narkoba, judi, HIV/ AIDS, prostitusi, suap dan korupsi, terjadi pembiaran berkepanjangan, harus segera diakhiri.

    Harus ada perubahan, semua kita sudah setuju. Semua kita harus berubah, ini juga kita setuju semua. Apa lagi? Sepertinya sudah tak ada soal. Siapa yang memulai dan dimana dimulai?

    Bagi kita sudah sesuai dengan filsafat perubahan yang kita anut selama ini “dari daerah”! Bagi Karo di daerah Karo. Di pusat sudah dimulai oleh Jokowi, pecat yang dia kira tak becus atau tak bikin apa-apa selama 10 bulan ini. Di Jakarta juga dimulai oleh Ahok, dia copot wali kota yang dia pikir tak becus. Jokowi dan Ahok sudah mulai. Ini artinya bahwa ‘pembiaran berkepanjangan’ sudah mulai dihentikan, jangan dibiarkan terus.

    Di Karo juga bisa dimulai oleh bupati sekarang, walaupun cuma tinggal 8 bulan jabatannya sebagai bupati Karo. Tetapi tak perlu pikir kesana, memulai sesuatu bisa saja walaupun hanya tinggal seminggu jabatannya. Dia sudah mulai ngomong soal menata kota Kabanjahe setelah kritikan dan usul bagus dari Paguyuban Etnis Tionghoa di Kabanjahe untuk mentertibkan dan menata kota. Disini bisa dimulai perubahan tadi atau ‘pembiaran berkepanjangann’ itu mulai diakhiri.

    Kunci kesuksesan abad sekarang ialah mengikutkan sebanyak mungkin orang (publik). Mengikutkan publik itulah tanda dan ciri utama adanya keterbukaan. Tanpa keterbukaan sudah tak mungkin menyelesaikan sesuatu yang bermanfaat bagi publik pada jaman ini. Begitu juga perubahan yang mau dibikin harus mengikutkan banyak orang artinya terbuka dan semua ada kesempatan kasih pendapat, usul dan ide-ide yang mungkin lebih bermanfaat. Bupati Karo sudah bagus ingin supaya idenya diterima oleh publik. Jalankan apa yang sudah diterima, tetapi ide/gagasan yang bagus belum tentu juga diterima oleh publik, tetapi jalankan dan nanti akan terlihat kalau ada kesalahan bisa diperbaiki ditengah jalan. Karena kalau tak bikin apa-apa tak akan ada juga apa-apa. Tak akan ada perubahan.

    Jokowi dalam reshuffle nya tak lagi tanyakan pendapat KPK seperti penggantian Kapolri tempo hari. Di copot dan cabut saja, kesalahan nanti diperbaiki. Yang jelas semua yang dicopot ada alasan konkret bagi dia, seperti main suap dwelling time di pelabuhan, copot menteri dagang. Atau Ahok copot wali kota Jaksel. Semua itu perubahan. Jika diam saja tak akan ada perubahan.

    Semua pengganti yang dicopot itu tak ada yang menjamin bahwa mereka akan bekerja menurut cita-cita Jokowi, atau menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Orang-orang ini bisa saja mengikuti jejak pendahulunya tak bikin apa-apa. Tetapi Jokowi atau Ahok bisa lihat dan cari akal bagaimana mestinya supaya pengganti-pengganti itu bisa jalan. Jaman sekarang ialah dengan KETERBUKAAN. Keterbukaan itu ada kalau PUBLIK DI IKUT SERTAKAN. Jutaan publik diusahakan supaya bisa ambil bagian, PARTISIPASI. Partisipasi jutaan rakyat, itu saja kuncinya. Ini berlaku dalam pencegahan narkoba, suap dan korupsi, prostitusi, judi dan apa saja. Itulah perubahan dan arah perubahan era sekarang.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.