Oleh ITA APULINA TARIGAN (Jakarta)
Beberapa hari lalu di beranda lewat kabar duka, kepergian seorang penulis lagu Karo, Boni Sitepu. Belakangan, mungkin kebanyakan orang mengenal beliau sebagai seorang penata rias yang banyak disukai untuk merias pengantin Karo. Ya, dia memang berbakat dalam seni, tidak hanya bernyanyi dan menulis lagu.
Suatu kali di Simalingkar (Medan), sekitar tahun 2008 saya pernah mewawancarainya.
Wawancara yang tidak mudah karena wawancara dilakukan selama 2 kali, di hari berbeda. Dari kemarin saya mencoba mencari tulisan saya tentang wawancara itu, belum ketemu juga.
Berbicara dari hati ke hati dengan Boni tidak mudah, mungkin karena jalan hidupnya juga naik turun dan berbelok-belok. Tetapi, ketika saya diberikan jalan masuk ke hatinya maka kisahnya pun lancar mengalir. Ada banyak hal yang tidak saya tuliskan saat itu, demikian juga saat ini.
Alm. Boni Sitepu ketika merias penyanyi Karo terkenal Murni Surbakti yang sekarang tinggal di Finlandia
Satu hal yang pasti, saya melihat Boni bergumul menerima dirinya dan ketika dia mampu menerima diri apa adanya, dia berusaha menjalankan hidup sebaik-baiknya, menyambut kebaikan yang datang dan mencoba berkontribusi kepada orang lain.
Boni sudah memberikan contoh menjalani hidup dengan syukur terlepas apapun yang menjadi beban dalam hidup. Sedikit atau banyak akan lebih indah ketika rasa syukur ada di dalam dada.
Selamat jalan Boni, kamu sudah menyelesaikan tugas dengan baik, saya percaya kamu sudah bahagia di surga. Tuhan sayang padamu.